Benarkah November Disebut Bulan Kematian?

PALEMBANG, PALPRES.COM - Benarkah bulan November disebut sebagai bulan kematian.

Hari ini kita sudah memasuki bulan November, bulan kesembilan dalam kalender Romawi Kuno.

Bagi masyarakat Indonesia, November merupakan hari besar yang sangat bersejarah dan tidak bisa dilupakan.

Karena pada tanggal tersebut Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap tanggal 10 November.

BACA JUGA:Selamat Datang November, Apa Harapanmu di Bulan Ini?

10 November merupakan sejarah besar bagi bangsa Indonesia, yang mana ada sebuah pertempuran yang berlangsung di Surabaya pada tahun 1945 silam.

Peristiwa tersebut diawali dengan insiden perobekan Bendera Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato pada 19 September 1945.

Namun, dibeberapa negara lain bulan November disebut sebagai bulan kematian.

Seperti di Negera Firlandia November disebut dengan Marraskuu yang artinya “bulan kematian”.

BACA JUGA:Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Catat Jadwal Tempat dan Waktu Untuk Mengamatinya!

Karena masyarakat Finlandia percaya, jika di bulan November para roh-roh jahat dimasukkan ke dalam neraka.

Selain di Finlandia, di Inggris, bulan November disebut juga Blotmonath yang dalam bahasa Inggris kuno berarti "bulan pengorbanan".

Negara lainnya yang menjuluki bulan November sebagai bulan kematian adalah Inggris.

Mereka menyebutnya blotmonath yang berarti bulan pengorbanan.

BACA JUGA:Jasa SIM Keliling Khusus Perpanjangan, Cek Jadwal Operasionalnya

Sedangkan di Belanda, bulan November disebut Slachtmaand yang berarti "bulan pembantaian".

Di Amerika sendiri juga tersebar mitos bahwa kebanyakan pembunuh lahir di bulan November.

Pada bulan November juga di peringTi sebagai hari arwah.

Hari arwah biasa diperingati dengan maksud untuk mengingat seseorang yang telah meninggal dunia.

BACA JUGA:15 Idol K-pop yang Lahir Bulan November, Idol Kamu Ada Gak?

BACA JUGA:Catat! Ini Cara Dapatkan Tiket Pesawat Murah Liburan ke Luar Negeri Akhir Tahun Ini

Peringatan berikut dengan tradisi ini berkembang di tengah kalangan katolik dan kristen di beberapa negara.

Sebagian umat agama ini meyakini bahwa seseorang yang telah dibaptis dan meninggal dunia akan pergi dengan dosa yang lebih sedikit karena mereka berada pada api penyucian.

 

Sumber: palpres.com