Honda

Wajib Tau, Ini Asal Usul Orang Palembang Bermata Sipit dan Berkulit Putih

Wajib Tau, Ini Asal Usul Orang Palembang Bermata Sipit dan Berkulit Putih

Perkawinan antara warga pribumi dan Tionghoa itu sudah ada sejak kedatangan Panglima Perang Chengho yang diutus penguasa China datang ke Palembang pada tahun 1407. -Palpres Official-palpres.com

JAKARTA, PALPRES.COM – Sebagai kota tertua di Indonesia, Palembang telah memalui banyak sejarah pada prosesnya.

Hal ini bukan hanya omongan belaka. 

Akan tetapi, dibuktikan dengan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit yang berangka tahun 16 Juni 682. 

Dikisahkan didalam prasasti tersebut. 

BACA JUGA:Selamat, 3 Tipe Warga Ini Kembali Dapat Bansos BPNT dari Kemensos Tahun 2023

Pada zaman dahulu, Sriwijaya memiliki bentuk pemerintahan yang dikenal sebagai Port-polity. 

Pengertian Port-polity secara sederhana bermula sebagai sebuah pusat redistribusi, yang secara perlahan-lahan mengambil alih sejumlah bentuk peningkatan kemajuan yang terkandung di dalam spektrum luas. 

Berdasarkan dari kronik Cina Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau Ju-Kua pada abad ke 14, diceritakan tentang Sriwijaya.

Yuk, kita simak bersama.

BACA JUGA:‘Wong Kito Galo’ Wajib Tahu, Inilah Asal Usul Nama Kota Palembang

Negara ini terletak di Laut selatan, menguasai lalu lintas perdagangan asing di Selat. 

Pada zaman dahulu pelabuhannya menggunakan rantai besi untuk menahan bajak-bajak laut yang bermaksud jahat. 

Jika ada perahu-perahu asing datang, rantai itu diturunkan. 

Setelah keadaan aman kembali, rantai itu disingkirkan. Perahu-perahu yang lewat tanpa singgah dipelabuhan dikepung oleh perahu-perahu milik kerajaan dan diserang. 

BACA JUGA:Pemilik KIS Gratis Bisa Dapat Bansos PKH Januari 2023, Cek Namamu di cekbansos.kemensos.go.id

Semua awak-awak perahu tersebut berani mati. Itulah sebabnya maka negara itu menjadi pusat pelayaran.

Jika dilihat dari sejarah tersebut, tidak heran Sriwijaya menjadi pusat pertemua semua ras, budaya, dan adat istiadat yang dicover oleh kegiatan perekonomian Asia pada masa itu, dan sampailah pada masa peradapan Islam melalui Kesultanan Palembang Darussalam. 

Pada masa sekarang, sebagian  warga Palembang dikenal luas memiliki ciri fisik seperti orang China yang bermata sipit dan berkulit putih. 

Ciri khas tersebut ternyata berkesesuaian dengan kisah pada zaman dahulu. 

BACA JUGA: Pemilik Kartu KIS Bisa Dapat Bansos Rp3 Juta dari PKH 2023, Segera Cek Namamu!

Informasi yang didapat dari beberapa sumber yang ada, awalnya orang-orang China yang masuk ke Palembang berdiam di Sungai Musi dengan membangun rumah rakit. 

Kemudian, Sultan Mahmud Badaruddin I yang memimpin Kesultanan Palembang Darussalam antara 1724-1757, menikahi putri kerajaan China dan memiliki anak keturunan. 

Pernikahan sang sultan itu diikuti para bangsawan kesultanan lain sehingga menyebar ke masyarakat biasa. 

Perkawinan berbeda suku dan ras tersebut membuat fisik anak keturunannya mirip etnis Tionghoa. 

BACA JUGA:Bansos Sembako Rp200.000 Cair Januari 2023 kepada 5 Tipe Warga Ini, Cek Namamu di cekbansos.kemensos.go.id

Pernikahan sang sultan itu diikuti para bangsawan kesultanan lain sehingga menyebar ke masyarakat biasa. 

Perkawinan berbeda suku dan ras tersebut membuat fisik anak keturunannya mirip etnis Tionghoa.

Hal ini juga dibuktikan dengan cerita rakyat yang ada mengenai Panglima Perang Chengho. Perkawinan antara warga pribumi dan Tionghoa itu sudah ada sejak kedatangan Panglima Perang Chengho yang diutus penguasa China datang ke Palembang pada tahun 1407. 

Lamanya berada di Palembang membuat prajurit Chengho menikah dengan wanita-wanita pribumi. 

BACA JUGA:Punya Anak Balita, Segera Daftar BLT PKH Biar Dapat DANA Bansos Rp3.000.000, Cek Syaratnya

Tujuannya juga untuk menyebarkan agama Islam di Bumi Sriwijaya. 

Sebagai buktinya, banyak sekali bisa kita temuakan beberapa peninggalan etnis tionghoa di Palembang. 

Sejak saat itu sampai sekarang, keberagaman ras yang ada tersebut antara etinis tionghoa dengan masyarakat asli tetap berjalan beriringan dan seirama. 

Terbukti dengan sedikit sekali ditemui konflik di Palembang menyangkut Ras. 

BACA JUGA:Serasa di Bali, 8 Destinasi Wisata Pantai di Palembang Ini Wajib Banget Kamu Kunjungi

Bagi warga Palembang, siapa pun dengan agama apa pun boleh datang, selagi tidak mengganggu agama dan budaya yang diyakini masyarakat setempat. 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: