Honda

Camat Tanjung Tebat Sebut 5 Desa di Wilayahnya Blank Spot, Ini Rincian dan Penjelasannya

Camat Tanjung Tebat Sebut 5 Desa di Wilayahnya Blank Spot, Ini Rincian dan Penjelasannya

Lima desa di Tanjung Tebat membutuhkan tower provider agar anak-anak bisa belajar online -PALPRES.COM-

LAHAT, PALPRES.COM - Sebanyak lima desa di Kecamatan Tanjung Tebat, diantaranya Tanjung Kurung Ilir, Tanjung Kurung Ulu, Pandan Arang Ilir, Tanjung Menang dan Padang Perigi, rupanya masuk kawasan yang blank spot alias tidak menerima sinyal internet.

Hal ini, terkuak setelah Camat Tanjung Tebat, Yefri Kurniawan SSTP MM menyampaikan pada saat kegiatan reses Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), daerah pemilihan (Dapil) lll.

"Betul, hingga saat ini lima desa yang dimaksudkan diatas sama sekali tidak ada sinyal seluler, sehingga blank spot," sebutnya, Rabu 24 Mei 2023.

Bahkan, sambung dia, masyarakat harus menuju ke desa tetangga yang memang sinyal internetnya besar, namun jarak tempuh cukup jauh.

BACA JUGA:Lengang Seperti Tanpa Penghuni, Ini 5 Daerah Paling Sunyi di Jawa Tengah, Ada yang Separuh Hutan

"Apalagi dewasa ini, belajar di sekolah semuanya menggunakan sistem online, dengan begitu siswa dalam menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) mesti ke titik-titik tertentu," ungkap Yefri Kurniawan.

Yefri Kurniawan menerangkan, untuk itulah melalui forum reses ini dapat diakomodir demi kepentingan bersama, sehingga warga dan pelajar tidak buta internet.

"Di kantor saja sulit menerima sinyal handphone (HP), oleh sebab itulah, permasalahan ini harus disampaikan dan siapa tahu wakil rakyat dapat mengkoordinasikannya," paparnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Lahat dapil lll, H Nopran Marjani SPd mengatakan, memang di Kabupaten Lahat ini ada beberapa daerah yang belum mendapatkan sinyal seluler.

BACA JUGA:RESMI! Ada BLT Cair Akhir Bulan Ini Rp1.000.000 Via ATM, Cek Nama Penerima Disini!

"Misalnya, di Gumay Ulu (Desa Rindu Hati dan Padang Muara Dua), Pulau Pinang (Desa Karang Dalam), Mulak Sebingkai, Tanjung Tebat dan kecamatan lainnya," jelasnya.

Memang, sambung dia, permasalahan ini menjadi momok bagi orang tua, yang memiliki anak sedang menuntut ilmu di bangku sekolah.

"Mereka dituntut belajar secara offline maupun online, ketika itulah kendala muncul, sehingga harus berjalan kaki atau menggunakan kendaraan ke suatu tempat mencari sinyal," imbau H Nopran Marjani.

H Nopran Marjani menuturkan, pastinya kendala-kendala seperti ini terus dikomunikasikan dengan pihak terkait, untuk mencarikan formulasi tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: