Oleh Dudy Oskandar Jurnalis dan Peminat Sejarah Sumatera Selatan JUMAT 5 Maret 1954 Hari ini kami meninjau bagian barat kota Mula mula kami ke Kedukan Bukit tempat ditemukannya prasasti yang berangka tahun 604 Caka Dengan pertolongan peta kota Palembang kami dengan mudah sampai di daerah itu akan tetapi untuk menemukan tempat yang sebenarnya kami harus membawa seorang penunjuk jalan yang juga bersedia menyeberangkan kami Tempat didapatkannya batu bersurat itu menurut keterangan penunjuk jalan kami hal mana tidak cocok betul dengan petunjuk Westenenk dalam Jawa I 1921 hal 5 dan Coedes dalam B E F E O XXX thn 1930 hal 33 kini berupa sebuah kolam di dalam hutan Tempat ini rupanya masih dianggap suci oleh penduduk dan di sini ada pula beberapa kuburan baru Sisa sisa kepurbakalaan tidak kami jumpai Pukul 12 kami sudah ke luar dari hutan dan tujuan selanjutnya adalah Talang Tuo tempat ditemukannya prasasti tahun 606 Caka Rupa rupanya nama ini kurang dikenal orang Setelah tanya tanya kian kemari akhirnya ada yang dapat mengatakan bahwa letaknya ialah di seberang Sungai Sekanak antara Desa Dangus dan Bukit Siguntang Dengan keterangan ini kami menuju ke Bukit Siguntang sambil meninjau daerah ini lebih luas lagi setelah kunjungan kami kemari yang pertama Di sana sini kami menanyakan dimana letak Talang Tuo Seorang pun tak ada yang tahu dan penunjuk jalan tidak ada Maka kami menyusup hutan saja dengan pedoman Barat Laut Bukit Siguntang Setelah beberapa lama di dalam hutan dan lumpur akhirnya kami karena takut tersesat kembali lagi ke Bukit Siguntang untuk mencoba menempuh jalan lain Kami menuju Desa Dangus kurang lebih 10 km di sebelah barat kota Di sana kami menemui kepala kampung tetapi ia pun belum pernah mendengar nama Talang Tuo Hari menunjukkan pukul 2 namun kami belum putus asa Kami kembali ke Bukit Siguntang dan terus menemui Kepala Kampung Bukit Lama di Lorok Pakjo Sayang Kepala Kampung tidak ada pun di kantornya sedangkan orang orang tak ada pula yang kenal Talang Tuo Terpaksa kami pulang dengan tiada hasil Dalam jalan pulang kami singgah di Candi Angsoka Yang ada di sini ialah suatu keramat yang menurut cerita adalah makam Amangkurat hal mana tidak cocok dengan keterangan Westenenk Jawa I 1921 hal 7 Makamnya sendiri begitu pula cungkupya adalah bikinan baru Hanya kuburan yang ada di halaman rupanya agak tua menilik nisan yang dibuat dari kayu dan berukiran indah Berlawanan dengan keramat itu maka halamannya yang luas sekali dan penuh tertutup alang alang ternyata mengandung banyak batu bata lama Pun kami temukan batu batu bata yang masih bersusun dan berhubungan seperti bekas bekas tembok Hal ini ditambah dengan keterangan Schnitger The Archaeology of Hindoo Sumatra hal 2 bahwa di sini ia dapatkan berbagai batu makara memperkuat dugaan kami bahwa dahulu di tempat ini ada sesuatu bangunan purbakala Memang nama Candi Angsoka sendiri sudah sangat janggal untuk sesuatu keramat Sumber 1 Amerta 3 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional 1985 2 Menyelusuri Sungai Menurut Waktu Penelitian Arkeologi di Sumatera Selatan Jakarta 2006 3 https id wikipedia org wiki Sumatra Selatan
Catatan Perjalanan ke Sumatera Selatan dan Jambi (Kedelapan)
Jumat 20-05-2022,13:31 WIB
Editor : redaksi 1
Kategori :