LAHAT, PALPRES.COM - Pada Juli 2022, sudah masuk musim kemarau, dan akhir musim hujan pada Juni 2022, hal itu dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lahat, Drs H Ali Afandi MPdi.
Menurut Ali, berdasarkan prediksi cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim hujan sudah berakhir pada Juni 2022 lalu, sehingga sejak Juli sudah dimulai musim kemarau.
"Juli sudah memasuki musim kemarau, artinya kita sudah mulai melalukan antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Kabupaten Lahat," kata dia, dihubungi via ponsel, Ahad (3/7/2022).
Dirinya menerangkan, Kabupaten Lahat masuk ke wilayah dengan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) cukup tinggi.
"Rata rata penyebab karhutla di Lahat berasal dari membuka lahan dengan cara membakar, karena rumput mengering, akibat cuaca panas dari kemarau," ujar H Ali Afandi.
Pihaknya juga, sambung H Ali Afandi, telah melakukan koordinasi dengan para camat dan kepala desa (kades), agar melaporkan bila melihat titik api.
"Agar segera dipadamkan, sebelum menyebar apinya. Karena membuka lahan biasanya ditinggal pemilik, jadi api tidak terkendali," ungkap dia.
Karhutla juga berdampak terhadap bencana alam, apabila terjadi musim penghujan kelak.
"Pada musim penghujan, pohon pelindung sudah habis, lahan di kawasan perbukitan gundul, sehingga menjadikan rawan bencana banjir dan longsor," ulas H Ali Afandi.
H Ali Afandi menghimbau, agar masyarakat yang tinggal di desa tidak membuka lahan dengan cara membakar.
"Iya, karena ada sanksi pidananya, kqlau sengaja membuka lahan dengan cara membakar," tukasnya. DEN