JOMBANG, PALPRES.COM – Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan membeberkan kelakuan bejat MSAT alias Mas Bechi.
Ia menyatakan, ada 5 santriwati yang menjadi korban aksi cabul Mas Bechi, salah satunya adalah MN. Dalam menjalankan perbuatan cabulnya, Mas Bechi punya waktu-waktu khusus.
Sudah dua kali ia melakukan perbuatan asusila kepada santriwatinya. Salah satunya menjelang tengah malam.
BACA JUGA:MSAT Alias Mas Bechi Terancam Lama di Penjara
Pertama pada Senin 8 Mei 2017 sekitar pukul 11.00 WIB. Lalu kedua, pada 18 Mei 2017 menjelang tengah malam, yakni pukul 23.00 WIB.
Brigjen Ramadhan menyebutkan lokasi Bechi melakukan kejahatan seksual. Aksi yang kedua pada 18 Mei 2017, dilakukannya di Gubuk Cokro Kembang yang terletak di kawasan Pesantren Cinta Tanah Air, Kabupaten Jombang.
Dari kelakuannya itu, Brigjen Ramadhan membeberkan sejumlah barang bukti tindak pidana yang dilakukan tersangka Bechi.
"Barang bukti yang diamankan dua buah rok, dua buah jilbab, dua setel pakaian, satu buah kaus, dan tiga lembar surat pemberhentian sebagai murid IMP dan MQ," kata Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (9/7/2022).
BACA JUGA:Pakai Ilmu Metafakta, Modus Mas Bechi Perdayai Santriwati
Terkait dengan aksi cabul pria berusia 42 tahun itu, penyidik telah memeriksa 36 saksi dan delapan saksi ahli. Delapan saksi ahli itu terdiri atas tiga saksi ahli pidana, tiga ahli kedokteran, dan 2 ahli psikologi.
"Penyidik juga dapatkan visum et repertum korban dari RSUD Jombang. Kemudian, pada tanggal 4 Januari 2022, berkas perkara telah dinyatakan lengkap oleh jaksa penuntut umum atau P-21," ujar Ramadhan.
Mas Bechi disangka melanggar Pasal 285 KUHP dan Pasal 294 ayat (2) kedua huruf e KUHP karena diduga melakukan kejahatan seksual terhadap empat orang santriwati di pesantren asuhannya itu.
MSAT alias Mas Bechi resmi menjadi penghuni Rutan Kelas I Surabaya di Medaeng sejak Jumat (8/7). Mas Bechi adalah anak Kiai Muchtar Mu'thi, Pengasuh Pesantren Majma'al Bahrain Shiddiqiyyah Jombang. JPNN