JAKARTA, PALPRES.COM - Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Budi Sylvana, MARS meminta kepada jemaah haji Indonesia yang menderita penyakit jantung untuk tidak memaksa melontar jumrah. Selain itu, dia juga meminta Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter untuk memperhatikan kondisi kesehatan khususnya jemaah haji risti di kloternya masing-masing. Terlebih di critical period saat ini.
''Sekali lagi Tolong kepada semua TKH, betul betul perhatikan kesehatan jemaah terutama yang risiko tinggi Jantung. Mereka tidak boleh kelelahan,'' tegas Budi.
Pengawalan ketat kesehatan jemaah terlebih di fase Armuzna sudah juga disampaikan oleh dr. Budi di berbagai kesempatan dengan TKH.
Menurutnya ada tiga hal yang harus dillakukan para petugas kesehatan kloter selama Fase Armuzna, yaitu formasi 30 jemaah risti, Skrining ketat para jemaah risti, untuk kemudian dapat dipilah mana jemaah risti yang bisa dibadalkan lontarnya, serta gerakan minum air dan makan kurma.
BACA JUGA:Malam Ini, Jamaah Haji Indonesia Lontar Jumrah Aqabah
'Kalau perlu badalkan saja lontarnya,'' tegasnya lagi.
Selama 12 jam beroperasi, hingga Sabtu (9/7) Pukul 10.00 WAS, Pos Kesehatan Mina setidaknya merawat 18 jamaah haji dengan penyakit jantung. Salah satunya meninggal dunia saat dalam perjalanan melontar Jumrah.
''Kami merawat 18 jemaah dengan penyakit jantung, sementara satu orang meninggal saat perjalanan lempar jumrah karena kelelahan,'' Sebagaimana dilaporkan Kepala Pos Kesehatan Mina, dr. Enny Nuryanti, Sabtu (9/7).
Jarak perjalanan sejauh empat kilometer yang harus ditempuh jemaah untuk melontar Jumrah berpotensi menimbulkan kelelahan pada Jemaah haji. Sementara secara medis, jemaah yang memiliki riwayat penyakit jantung tidak boleh kelelahan, tambah dr. Enny.
BACA JUGA:51 Jemaah Haji Indonesia Dibadalhajikan, 136 Disafariwukufkan
''Menurut keterangan keluarga, almarhum disarankan badal melontar jumroh tapi memaksakan diri ingin melontar sendiri,'' ucap dr. Enny.
Dr. Budi juga mengingatkan para jemaah memahami kondisi dan batas tubuhnya masing masing, karena kesehatan dan keselamatan jemaah tetap yang utama. Untuk itu dr. Budi juga meminta agar semua jemaah Indonesia mau bekerjasama dengan petugas kesehatan dengan melaksanakan himbauan-himbauan yang ditetapkan.
''Untuk para jemaah, turuti apa kata petugas,'' tegasnya lagi.
Artikel ini sudah tayang di kemenkes.go.id dengan judul "Jemaah dengan Penyakit Jantung Diminta tidak Memaksa Melontar Jumroh"