JAKARTA, PALPRES.COM – Umat islam Indonesia lebih beruntung daripada Malaysia. Pasalnya, di Negeri Jiran, waktu tunggu berhaji hingga 141 tahun, bahkan berpotensi 300 tahun!
Sementara antrean haji Indonesia untuk kuota seratus persen selama 43 tahun.
Lamanya waktu antrean disampaikan Ketua rombongan haji Malaysia, Syed Saleh Syed Abdul Rahman, saat bertemu dengan tim haji Indonesia di PPIH Daerah Kerja Mekkah, Kamis (21/7/2022).
"Di Malaysia 141 tahun masa tunggu. Kalau kuota 50 persen [seperti tahun ini], masa tunggu bisa hampir 300 tahun," ujar Syed Saleh, seperti dilansir di situs resmi Kementerian Agama RI.
Kok bisa selama itu? Menurut Syed Saleh, Malaysia menerapkan aturan ketat. Contohnya, calon haji yang menderita penyakit tertentu dilarang berangkat ke tanah suci. Bahkan warga yang obesitas saja tidak diperbolehkan.
"Ada aturan indeks massa tubuh (BMI) dihitung 40 ke atas tidak boleh berangkat. Indeks 35-40 kalau punya penyakit bawaan juga tidak dibenarkan berangkat," ucapnya.
Calon jemaah yang punya penyakit bawaan, seperti kencing manis dan darah tinggi tak terkontrol, juga dilarang berangkat.
Sebelum berangkat, calon jemaah haji pun harus menjalani dua kali pemeriksaan, ditambah tes PCR Covid-19.
"Ini yang membuat kita tidak ada jemaah yang sakit. Alhamdulillah jemaah datang sehat. Urusan ibadah juga mudah. Tidak ada yang tertinggal dan tidak ada yang jalan lambat," katanya.
Aturan yang ketat ini membuat Malaysia hanya memberangkatkan 14.600 jemaah saja. Bandingkan dengan Indonesia, yang jamaah calon hajinya sampai 100.051 orang.
Angka ini jauh lebih sedikit dibandingkan masa sebelum pandemi. Saat itu, Negeri Jiran bisa mengirimkan hingga 31 ribu jemaah, sementara Indonesia tembus 200 ribu. (*)