MUARA ENIM, PALPRES.COM - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menerapkan kaidah pertambangan yang baik (Good Mining Practice) untuk meminimalkan dampak negatif.
Salah satunya dengan membersihkan air asam tambang agar tidak mencemari lingkungan.
PTBA menerapkan metode pengelolaan air asam tambang secara pasif atau wetland di Unit Pertambangan Tanjung Enim pada IUP Banko Barat, IUP Air Laya, dan IUP Muara Tiga Besar.
Khusus untuk penerapan wetland di Banko Barat dan Air Laya, PTBA sudah menjalin kerja sama strategis dalam pengembangan metode constructed wetland bersama IPB University dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
BACA JUGA:Per Juni 2022, Bukit Asam Tanam 1,33 Juta Pohon di Areal Reklamasi
Kerja sama ini merujuk pada diundangkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengolahan Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan dengan Menggunakan Metode Lahan Basah Buatan.
PTBA menjadi pilot project dari pengembangan metode lahan basah buatan ini (constructed wetland).
Satuan Kerja Pengelolaan Lingkungan PTBA punya cara unik untuk memurnikan air limbah tambang, yakni dengan memanfaatkan tanaman Akar Wangi yang memiliki kemampuan dan biomassa tinggi untuk menyerap kandungan logam berat berupa Fe (Besi) dan Mn (Mangan).
"Metode ini sudah terbukti berhasil dengan adanya uji laboratorium dari internal dan eksternal setiap bulan, hasil pengujian tersebut menunjukkan air limbah yang dialirkan ke badan air sudah memenuhi baku mutu lingkungan," kata Corporate Secretary PTBA, Apollonius Andwie.
BACA JUGA: Bukit Asam Salurkan 100 Ekor Sapi Kurban
Akar wangi merupakan tanaman darat yang toleran terhadap kondisi berair.
Dalam pemanfaatan akar wangi, PTBA melakukan inovasi dengan constructed floating wetland di mana Akar Wangi tersebut tetap dapat optimal dalam menyerap logam berat walaupun ditanam pada kondisi berair.
Constructed floating wetland berperan sebagai media tanam agar Akar Wangi bisa tumbuh di tanah namun akarnya dapat berada di air asam tambang.
Tanaman Akar Wangi mengumpulkan logam berat melalui akar, lalu diakumulasi di dalam tubuhnya.
BACA JUGA: Bukit Asam Sumbangkan 1 Unit Mobil untuk Operasional Baznas Lahat