Kelompok Ferdy Sambo Konon ke Jakarta Halangi Penyidikan

Kamis 18-08-2022,15:55 WIB
Editor : Tom

JAKARTA, PALPRES.COM -  Menko Polhukam Mahfud MD buka-bukaan mengenai proses pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J.

Setelah memberikan usulan untuk mengubah skenario, Mahfud mulai berkomunikasi dengan Presiden.

Ketika bertemu dengan Sekretaris Kabinet Indonesia Pramono Anung, Mahfud mengaku menanyakan sikap Presiden Joko Widodo atas kasus Ferdy Sambo.

Pramono meyakinkan Mahfud bahwa Presiden Jokowi marah betul, tegas dan selalu bertanya kenapa penanganan kasus terkesan lama.

BACA JUGA: Kelompok Ferdy Sambo Konon ke Jakarta Halangi Penyidikan

Ketika ada rapat pertemuan dengan Presiden, Mahfud mendapat arahan agar tidak menimbulkan isu yang macam-macam di publik.

"Supaya cepat diselesaikan, jangan ada yang ditutup-tutupi," demikian kata Presiden saat itu menurut pengakuan Mahfud di acara podcast Akbar Faizal.

Mahfud menambahkan, ketika telurnya Sambo pecah (gaya bahasa Mahfud MD) sebenarnya sudah ada keyakinan 3 atau 2 hari sebelumnya.

Tapi selalu terkesan lambat terus.

BACA JUGA: Waduh, Menyeruak Isu LGBT di Kasus Ferdy Sambo

"Yang saya dengar memang di Polri itu terjadi tarik menarik," tambahnya.

Bahkan grupnya Sambo itu, lanjut Mahfud, konon dari daerah-daerah meskipun nda ada tugas di Jakarta, datang.

Mereka berupaya ikut mengawal, bahkan menghalangi dengan berupaya menghilangkan jejak barang bukti untuk penyidikan.

"Siapa yang mau menyidik, mau tanya itu, gitu. Sehingga agak lama. Presiden lalu memanggil, Kapolri dulu hari Senin, tersangkanya sudah 3 tapi yang diumumkan ke publik masih 2," lanjut Mahfud.

BACA JUGA:Siapa Si Cantik dalam Pusaran Kasus Ferdy Sambo?

Pemanggilan Presiden tersebut untuk menekan Kapolri supaya kasus tersebut segera diselesaikan.

Setelah itu, berikutnya Presiden memanggil Menko Polhukam.

"Saya dengan Pak Pramono Anung. Semula berbicara Hak Asasi Manusia, setelah itu saya bertanya, ada petunjuk pak? Presiden bilang iya," Mahfud melanjutkan.

Mahfud MD mengatakan arahan Presiden ke Kapolri saat itu agar tak lama dalam penanganan kasus.

BACA JUGA: Misteri Amplop Coklat Ferdy Sambo

"Segera diumumkan. Saya terjemahkan, "Jangan lama-lama" ini kalau disambung kalimatnya kalau anda lama, kepercayaan saya bisa hilang. Kira-kira begitu," terang Mahfud.

Jebolan Universitas Gadjah Mada itu melanjutkan, dirinya terus berkoordinasi dengan Benny Mamoto.

Tidak lama berselang, tengah malam Kapolri menghubungi dirinya.

"Pak Menko, Alhamdulillah ini sudah terang menderang semua, dan sudah ketemu (Hari Senin malam), kan Selasanya diumumkan ya, Selasa malam diumumkan. Tengah malam, karena sorenya saya ngirim pesan ke Presiden, ini kalau terlalu lama jadi masalah terus. Kira-kira jam 1 malam, terus ada pesan dari Polri. Pak Menko sudah beres semua, sudah terang menderang. Sudah sesuai petunjuk Presiden. Besok kami jumpa pers, kami mengumumkan," beber Mahfud.

BACA JUGA:Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Sempat Berbincang Satu Jam Sebelum Brigadir Joshua Meregang Nyawa

Lebih lanjut, Mahfud menuturkan pada paginya, dia kembali membuat unggahan di Twitter soal kasus Brigadir J.

"Alhamdulillah hari ini selesai, nanti Polri mengumumkan,".

"Itulah akhirnya diumumkan, meskipun terlambat, dari pagi jadi malam," pungkasnya.

 

Artikel sudah tayang di fajar.co.id dengan judul: Presiden Sampai Marah, Kelompok Ferdy Sambo dari Daerah Ikut ke Jakarta Halangi Penyidikan

Kategori :