Utang bersih meningkat 39% YoY menjadi Rp 11,23 triliun. XL Axiata berfokus untuk melakukan pengurangan hutang kedepannya.
Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 86% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke depan.
Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan meningkat sebesar 62,8%, ke angka Rp3,12 triliun.
BACA JUGA:TAG Merdeka Sale, Bebas Tentukan Uang Muka Hingga Banjir Hadiah
Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, nilai commited capex meningkat 37,4% YoY menjadi Rp6,8 triliun pada paruh tahun pertama 2022.
Rencananya di tahun 2022 ini XL Axiata tetap akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama dengan tahun lalu sekitar Rp9 triliiun.
Ada sejumlah peluang positif di Industri Telekomunikasi Indonesia di tahun 2022 yang bisa dimanfaatkan oleh XL Axiata untuk dapat meningkatkan performa ke depan.
Peluang-peluang tersebut yakni pertama, pelonggaran bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan. Hal ini akan mendorong mobilitas masyarakat yang akan meningkatkan perekonomian.
Kedua, meningkatnya permintaan yang kuat oleh masyarakat pada layanan digital guna mendukung gaya hidup hybrid, termasuk untuk bekerja, hiburan, dan rekreasi. Ketiga, meningkatnya minat masyarakat pada layanan yang simpel, seperti solusi all in one yang mengkombinasikan beberapa produk dalam satu paket.