"Sedangkan Syaikh Ahmad Abdurrahman Tajuddin Basyaid menetap di Dusun Adumanis menjadi Tuan Tanjung Idrussalam.
Demikian halnya Syaikh Syahid Hamminul Amiem berdakwah dan menetap di Campang Tiga, dan menjadi Tuan Di Pulau,”ujar Dr. Dedi Irwanto dari Universitas Sriwijaya yang ikut dalam rombongan.
Syaikh Syahid Hamminul Amiem mendirikan semacam pondok pengajian AlOur'an tempat berdakwah di seberang Sungai Komering, ditempat tanah pulau yang dikelilingi rawa-rawa.
BACA JUGA:Perkuat Teori Konstitusi Nusantara dari Peninggalan Sriwijaya
Beliau menyebarkan Islam di aliran Sungai Komering.
“Beliau juga memiliki banyak kharomah sebagai waliyullah.
Bahkan makam beliau tidak pernah banjir walau Sungai Komering meluap.
Sampai sekarang banyak penziarah dari luar Komering yang berkunjung ke makam beliau.
BACA JUGA:SMB IV Harap Nama Palembang Darussalam Bisa Dikembalikan
Namun jangan coba-coba minta nomor togel, karena Buaya di Sungai Komering laut makam akan mengamuk,” pesan Pak Chaerul tokoh Adat Cempaka.
Sekarang ini, lanjutnya, makam puyang Syaikh Syahid Hamminul Amiem atau Tuan Di Pulau sudah dilakukan renovasi cungkup makam tahun lalu.
Sekarang sedang dilakukan pemugaran pagar kelilingnya.
“Alhamdulillah seluruh dananya adalah sumbangan swasembada masyarakat komering, baik di dalam maupun mereka yang sukses di luar Komering.
BACA JUGA:SMB IV Ajak Masyarakat Palembang Lestarikan dan Jaga Rumah Limas Cek Mas
Sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap puyangnya, asal usulnya.
Akses ke makam beliau juga cukup mudah.