Teknik pelatihan yang digagas oleh Tim Pengabdian Jurusan Peternakan yang diintroduksikan ke Kelompok Tani Harapan Bersama, untuk mengatasi masalah ketersediaan Pangan Pelet Ransum.
Produksi Pelet Ransum yang dilakukan, dalam menjaga pemenuhan pakan ternak sepanjang masa dan bisa tahan.
Pakan ternak yang di produksi tidak harus dalam kondisi segar setiap harinya.
Namun diharapkan mampu menjadi pakan ransum yang dapat diberikan ke ternak selama waktu satu minggu, dua inggu dan seterusnya.
BACA JUGA:Pendapatan Banyuasin 2023 Diproyeksi Rp2,2 Triliun
Pembuatan pakan Pelet Ransum yang merupakan transfer alih teknolagi ini, benar-benar mampu mengatasi masalah kelompok peternak kerbau di Desa Rambutan, Banyuasin.
“Pelatihan pembuatan produk Pelet Ransum ini sangat didukung oleh banyaknya limbah industri pertanian di Desa Rambutan, Banyuasin ini.
Bahan-bahan tersebut seperti molases dari pabrik tebu, bekatul dari penggilingan padi, limbah dari pabrik sawit, serta limbah pertanian lainnya, dapat kita olah menjadi pakan ternak karena belum dimanfaatkan secara optimal sebelumnya oleh para peternak," katanya.
Jadi, dari semula berpotensi sebagai pencemar lingkungan.
BACA JUGA:Pertanyakan Kelanjutan Tapal Batas Palembang-Banyuasin, FMPDB Lakukan Aksi Gotong Royong
Sekarang justru dapat dimanfaatkan oleh peternak.
"Kegiatan ini berdasarkan penelitian kami sebelumnya.
Di mana, limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi ternak dengan merubahnya menjadi pakan utama maupun pakan suplemen melalui tambahan teknologi yang sangat sederhana,” jelas Dr. Agr. Asep Indra Munawar Ali.
Produksi Pelet Ransum Lengkap yang dilatihkan ke kelompok peternak Harapan bersama Desa Rambutan Banyuasin in, merupakan pakan pemacu sumber protein, non protein nitrogen, sekaligus energi dan mineral yang banyak dibutuhkan ternak kerbau.
BACA JUGA:Kejari Banyuasin Terima Uang Pengganti Rp386 Juta, Kasus Jual Beli Lahan Rawa Desa Untuk Proyek Tol
Bahan-bahan ini berbentuk padat yang kaya dengan zat-zat makanan.