"Kalau tiga ini berjalan, maka apapun usahanya Insya Allah akan berhasil," ungkapnya.
Lebih lanjut, Syamsudin mengungkapkan, Bank Sumsel Babel tahun lalu mendapat penyaluran KUR Rp1,575 triliun.
Kemudian naik menjadi Rp1,805 triliun di tahun 2022, dan penerapannya hampir habis.
Sementara itu, Muhammad Sakri mengungkapkan, dia sudah menjalani bisnis ternak sapi sejak tahun 2000.
Namun pertama kali ikut program KUR.
Dia menyampaikan sangat terbantu dengan KUR.
Foto bersama saat melihat ternak sapi mitra binaan Bank Sumsel Babel Lubuklinggau-Frans-palpres.com
Menurutnya KUR di Bank Sumsel bunganya rendah juga, lebih fleksibel dalam pembayaran.
"Sebagai contoh saya sistem bayarnya tidak setiap bulan, tapi yarnen (bayar setelah panen)," ungkapnya.
Dia mengaku dari KUR yang ia terima dimanfaatkan untuk penggemukan sapi. Ia belikan sapi di pangkalan, dan dilakukan penggemukan.
Setelah 6 bulan baru dijual.
Sapi diambil dari bibit dari Kabupaten Musi Rawas.
Dia mengaku untuk penjualan sendiri sangat mudah.
"Di Lubuklinggau sendiri permintaan sapi juga banyak, bahkan setiap hari ada pemotongan sapi di Pasar Lubuklinggau," ungkapnya.
Uniknya, untuk pakan ternak Sakri diproduksi sendiri, salah satunya dengan menanam rumput odot atau rumput gajah mini.
"Pakan ini sangat bagus untuk sapi," pungkasnya. *