PALEMBANG, PALPRES.COM - Rencana pembangun lift di Jembatan Ampera kini tengah menjadi sorotan publik.
Untuk itulah, para pemerhati sejarah mendorong semua pihak untuk duduk bersama dan berdiskusi mengenai rencana pembangunan lift di icon Kota Palembang tersebut.
Mengingat, Jembatan Ampera merupakan Objek yang Diduga Cagar Budaya yang usianya sudah mencapai 50 tahun.
Oleh sebab itulah, para pemerhati sejarah, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sumsel dan semua stekholder harus duduk bersama, berdiskusi membahas rencana pembangunan lift.
BACA JUGA:Pemasangan Lift Jembatan Ampera Merusak Landmark Kota Palembang
“Jangan sampai sepertinya kasus temuan Nisan pada Januari kemarin terulang kembali. Untuk itulah, sebaiknya dikumpulkan dulu semua stakeholder yang terkait. Apa permasalahannya? Sudahkah dikaji secara struktur? Kalau sudah ada studinya, secara kesejarahan dan yang lain sudah belum. Oleh sebab itulah perlu diskusi bersama,” ujar Peneliti dari BRIN, Dr Wahyu Rizky Andhifani kepada Palpres.com, Rabu 16 November 2022.
Dia menilai, meskipun jembatan Ampera masuk ke dalam jalan Nasional, tetapi dalam setiap keputusan mengenai tempat bersejarah ada baiknya untuk di koordinasikan terlebih dahulu.
“Sehingga tidak memunculkan polemik. Takutnya kejadian seperti kasus Pasar Cinde terulang kembali. Karena kepentingan Oknum sehingga mengabaikan Undang-Undang Cagar Budaya. Sebagai jalan tengahnya, pemerintah harus menghadirkan seluruh stakeholder yang terlibat untuk duduk bersama. Bila perlu slide-nya juga ditayangkan,” harapnya.
Oleh sebab itulah, jika memang Jembatan Ampera ingin dijadikan sebagai sektor ekonomi. Alangkah baiknya jika dibuatkan saja disekitaran Jembatan Ampera sehingga tidak merusak keaslian struktur, arsitektur dan citra bangunan Landmark Kota Palembang.
BACA JUGA:Rencana Lift Jembatan Ampera, Tim Ahli: Tak Ada Kajian Akademis!
“Misalnya wisata bahari berlatar belakang Jembatan Ampera atau pasar terapung. Kalau itu lebih di galakkan mungkin lebih baik sehingga bisa berjalan beriringan dan lebih pas daripada pembangunan lift Jembatan Ampera," sarannya.
Senada, Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Merry Hamraeny SPd MM mengatakan, Jembatan Ampera sudah memiliki kontruksi yang berat. Makanya pemerintah membangun Jembatan Musi 4 dan Musi 6 untuk mengurangi beban tersebut.
“Kalau ditambah beban, tentunya akan menarik masa dan pengunjung untuk datang dan menaiki lift tersebut. Apalagi berhubungan dengan sektor ekonomi kenapa harus memilih di atas Jembatan Ampera, kenapa tidak ditempat lain saja,” katanya.
Dia mengatakan, usianya Jembatan Ampera sudah mencapai puluhan tahun. Jika di bangun lift di khawatirkan akan menjadi beban dan ditakutkan malah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
BACA JUGA:Begini Komentar Presiden Jokowi tentang Jembatan Ampera
“Maunya kita, pemerintah jangan asal membangun, tapi harus diperhatikan juga sejarahnya seperti apa. Soal ingin membangun sektor ekonomi bisa dilakukan ditempat lain. Misalnya di sepanjang sungai musi dijadikan pasar terapung sehingga lebih menarik untuk membangun ekonomi kreatif disana,” sarannya.
Dia menilai Jembatan Ampera itu landmarknya Palembang, biarkan saja Ampera menghiasi Kota Palembang.
"Jika ingin melakukan pembangunan bisa diadakan disekitarnya tanpa menganggu bangunan cagar budaya," cetusnya.