Pasar 16 Ilir Palembang, Dulu hingga Sekarang

Minggu 20-11-2022,15:18 WIB
Reporter : Try Dina
Editor : Tom

Kemudian berkembang dengan adanya pembangunan petak permanen khusus untuk para pedagang di pasar ini. 

Hingga sampai sekarang. 

Istilah itu disebut los-los. 

Bagi pedagang yang ingin berjualan, diperbolehkan dengan cara menyewa tempat tersebut (los). 

BACA JUGA:Kios Sudah Ada, PKL Pasar Nendagung Pagaralam Masih Membandel

Tentu dengan persyaratan yang ada.

Beralih ke masa kesultanan, tingginya tingkat perdagangan, juga terlihat dari sejarah pemindahan pelabuhan di Palembang pada masa penjajahan Belanda.

Serta dari catatan mengenai banyaknya kapal yang keluar masuk lewat Sungai Musi ke kota ini. 

Itulah kenapa dahulu, Jembatan Ampera pada bagian tengahnya bisa di turun naikan ketika ada kapal lewat. 

BACA JUGA: Bangkitkan Perekonomian UMKM Melalui Pasar Muslim Festival

Karena dahulu, Pasar 16 ilir sudah menjadi pasar tempat perdagangan yang paling ramah pada  masa kesultanan. 

Seiring kejatuhan Kesultanan Palembang Darussalam, Belanda membangun pelabuhan yang dinamakan Boom Jeti di depan Benteng Kuto Besak (sekarang Perbekalan dan Angkutan Kodam II Sriwijaya). 

Sebelumnya, sudah ada pelabuhan di kawasan 35 Ilir. 

Tahun 1914, pelabuhan dipindahkan ke muara Sungai Rendang (kini dikenal sebagai Gudang Garam).

BACA JUGA:Meriahkan Pasar Muslim Festival, KPMI Gelar Bedah Buku Fiqih ASN dan Karyawan

Nah itulah sekilas gambaran yang terjadi pada Pasar 16 Ilir dari masa kemasa. 

Kategori :