JAKARTA,PALPRES.COM- Pemerintah melalui Bank Indonesia/BI sedang berencana untuk menerbitkan rupiah digital.
Hal ini disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam dalam acara BIRAMA Talkshow "Meniti Jalan Menuju Digital Rupiah" di Kantor BI, Jakarta Pusat, Senin 5 Desember 2022.
Perry mengungkapkan, proyek ini adalah white paper terkait pengembangan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau Rupiah Digital.
Sama hal nya dengan uang kartal yang beredar di Indonesia saat ini, rupiah digital ini juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Meskipun saat ini, metode transaksi yang diterapkan oleh masyarakat berbeda-beda.
BACA JUGA:Honorer Masuk Kategori Ini Wajib Diangkat Jadi PNS Tanpa Tes
Terkait rencana ini, lantas bagaimana nasib dari uang kartal atau uang kertas yang kini digunakan dalam bertransaksi ?
Perry menyampaikan, saat ini masih ada masyarakat yang menggunakan alat pembayaran uang kertas ada juga yang menggunakan metode permbayaran berbasis rekening.
Menurutnya, penerapan rupiah digital ini dibutuhkan untuk masa yang akan datang.
"Masyarakat kita secara demografi ada yang masih ingin menggunakan alat pembayaran kertas. Ada yang masih ingin menggunakan alat pembayaran berbasis rekening. Tapi anak-anak, cucu-cucu kita itu memerlukan pembayaran digital," kata Perry.
BACA JUGA:7 Kategori Tenaga Honorer yang Akan Dihapus pada 2023
Sementara itu, Asisten Gubernur Bank Indonesia/Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Filianingsih Hendarta menjelaskan, untuk uang kertas atau uang kartal, akan tetap ada.
"Ini (uang fisik) akan tetap ada. Tetapi kami menyediakan tadi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ungkap Filianingsih.
Sama seperti Perry, ia menilai masyarakat punya cara berbeda dalam bertransaksi. Kaum millenial cenderung menggunakan uang digital, sementara non-millenial cenderung memakai uang fisik. Dalam hal ini, BI berusaha memenuhi kebutuhan keduanya.
"Ibu-ibu kalau di dompetnya Rp 50 ribu, dia bergegas ke ATM. Itu behaviour. BI sebagai otoritas menyediakan uang, kita memberikan opsi. Jadi yang mau pakai fisik silakan, mau digital silakan," jelasnya.
BACA JUGA: Gaji PPPK Sudah Dipisah, Tak Ada Alasan Lagi Pemda Tak Ajukan Formasi PPPK untuk Honorer
Ia menambahkan, transaksi digital di Indonesia tidak hanya dimiliki kalangan menengah ke atas. Bahkan masyarakat berpenghasilan rendah sudah mengenal uang elektronik, maupun transaksi menggunakan QRIS.
Terkait kapan Rupiah Digital terbit, Filianingsih tidak bisa merinci. Namun ia berharap Rupiah Digital bisa terbit tidak terlalu lama. "Sesiapnya, mudah-mudahan tidak terlalu lama," tandasnya.*