Gagasan untuk membangun benteng ini pertama kali diprakasai oleh Sultan Mahmud Badarudin 1, dan baru dibangun pada tahun 1780.
Ada hal yang menarik yang diketahui dari benteng yang satu ini, semen perekat pada benteng ini mengandung batu kapur ditambah putih telur yang diambil dari Sungai Ogan.
Pada rencana awal, benteng ini akan ditujukan sebagai Keraton Kesultanan Darussalam.
Benteng ini memiliki sejarah di mana terjadinya perlawanan Kesultanan Palembang dengan VOC Belanda yang ingin memonopoli perdagangan di Palembang.
BACA JUGA:Simak! 5 Fakta Unik Sungai Sekanak Lambidaro Palembang yang Wajib Diketahui
5. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Masih dalam lokasi yang sama, terdapat sebuah museum yang terletak di antara Jembatan Ampera dan Benteng Kulo Besak.
Gedung yang dibangun pada abad ke-19 ini awalnya merupakan sebuah kantor yang didirikan oleh pemerintah kolonial pada era itu.
Hal yang unik dari gedung ini adalah model arsitektur bangunan yang mencoba mencampurkan gaya Eropa dan Rumah Bari Palembang.
Koleksi yang dapat dilihat dari museum ini adalah berbagai macam senjata, tekstil, pakaian adat, dan kerajinan tangan budaya Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Keren! Museum SMB II Kembangkan Pameran Temporer 3D
6. Rumah Baba Ong Boen Tjit
Rumah heritage Ong Boen Tjiet merupakan rumah kayu yang terletak di Kelurahan 3-4 Ulu Palembang yang berdiri kokoh menjadi dan saksi putaran waktu aliran sungai Musi yang kian tua.
Tepat berada di pinggiran Sungai Musi, rumah ini menggunakan gaya arsitektur Melayu Cina yang interiornya kaya akan pahatan relief bernuansa keemasan dan memiliki ornamen Tiongkok yang usianya lebih dari 200 tahun.
Diketahui, rumah ini adalah rumah kediaman seorang Saudagar peranakan di kota Palembang yang tinggal di Selatan Sungai Musi dan memiliki toko dan gudang besar di Sisi utara Sulawesi.
BACA JUGA:Taukah Anda! Rumah Heritage Ong Boen Tjiet Bergaya Melayu Cina