OKU,PALPRES.COM- Sedikitnya 5 orang penyandang Disabilitas di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menerima bantuan kaki dan tangan palsu dari Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia.
Koordinator Relawan Kemensos Republik Indonesia Kabupaten OKU, Heri Yansyah mengatakan, pemberian bantuan ini salah satu program Kementerian Sosial RI dari Direktorat Rehabilitasi Sosial.
“Perlindungan sosial kepada masyarakat merupakan amanat konstitusi yang harus menjadi perhatian utama pemerintah.
Terutama kepada masyarakat kurang mampu serta para penyandang kebutuhan khusus, agar mereka dapat menjalani kehidupannya sehari-hari secara normal,” ungkapnya Rabu 21 Desember 2022.
BACA JUGA:Gandeng PPDI Muba, Kemenpora RI Latih Penyandang Disabilitas Buat Papan Karangan Bunga.
Pemberian ini, lanjutnya, 5 orang penyandang disabilitas yang akan menerima bantuan kaki serta tangan palsu tersebar di beberapa kecamatan Kabupaten OKU.
“4 orang disabilitas yang mengalami kelumpuhan pada kaki dan 1 orang bantuan tangan palsu,” katanya.
Menurut dia, para penerima bantuan tersebut mayoritas mengalami cacat fisik sejak lahir dan tiga orang diantaranya merupakan pelajar sekolah di Kabupaten OKU.
BACA JUGA:Bantu Penyandang Disabilitas Akses Layanan Adminduk
“Oleh karena itu dengan diberikan bantuan bisa memberikan semangat bagi pelajar untuk tetap menjalani kehidupan secara mandiri sehingga cita-citanya bisa tercapai,” imbuhnya.
Berita terkait, tim Kementerian Sosial Republik Indonesia bersama Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengunjungi rumah Marlina (34) dan Senen (26) penyandang disabilitas Cerebral Palsy (CP) di Desa Awal Terusan Kecamatan SP Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Kunjungan tim Kemensos dan Pemkab OKI itu sekaligus memberikan bantuan pengobatan.
Plt. Direktur Rehabilitasi Sosial dan Penyandang Disabilitas Kemensos RI, Salahudin mengatakan, respon dari Kemensos dan Pemkab ini untuk memastikan penerima manfaat ini bisa sampai ke rumah sakit dengan pelayanan maksimal.
“Kita akan bawa ke rumah sakit di Palembang untuk dilakukan observasi terlebih dahulu.
Jika harus dirujuk ke Solo, kita akan bawa ke sana karena rumah sakitnya memang dikhususkan untuk menangani kasus-kasus seperti ini,” ungkap Salahudin.