Namun demikian, hal penting yang mesti menjadi perhatian berbagai pihak, menurut jebolan Teater Leksi Palembang ini, sebuah karya seni, apapun bentuknya harus dikelola serius, sehingga karya yang timbul ke permukaan bukan sebatas kepuasan moral (batiniah) seniman, tetapi juga bisa berbuah finansial (uang).
Seni Harus Hidup dan Menghidupi
Oleh sebab itu, menurut Yosep, ada sisi penting yang harus dimaksimalkan dalam karya seni, sehingga produk seni bisa hidup dan menghidupi, baik secara kelembagaan maupun bagi seniman itu sendiri, secara ekonomi.
“Maksud saya, setelah karya seni tercipta, kita akan bertanya, karya itu mau kita apakan? Kalau sekadar puas, si pencipta dipastikan sudah puas, tapi puas secara batiniah. Sementara, puasnya batin harus beriring dengan perolehan material supaya seniman juga puas materi juga, sebagai efek dari proses kreatif seniman,” tegasnya.
Terkait dengan hal itu, Yosep menegaskan, Fortas Sumsel membuka diri seluas-luasnya untuk mendampingi secara marketing terhadap karya-karya seniman di Sumsel, dari berbagai cabang.
“Insya Allah melalui Fortas Sumsel, saya dan kawan-kawan siap akan mendampingi secara menejerial marketing, sehingga karya seni di Sumsel yang sudah diproduksi akan membuahkan hasil yang luar biasa, bisa tampil di even nasional bahkan internasional, sehingga akan memberi kepuasan, baik moral dan juga kepuasan finansial bagi para seniman,” ujarnya.*