"PLN sudah merombak tata kelola kelistrikan dengan digitalisasi end to end. Dari pasokan energi, pembangkitan, transmisi, distribusi sampai ke rumah-rumah pelanggan sudah dikelola secara terintegrasi," papar Darmawan.
Dari sisi energi, dengan kepemimpinan dan navigasi yang kokoh, Darmawan gencar menerapkan berbagai program untuk mengimplementasikan peta jalan NZE 2060.
Upaya Deklarasi NZE 2060 juga berhasil dibawa PLN dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) 26 pada tahun 2021 di Glasgow, Skotlandia dan COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir.
"PLN memiliki program-program inisiatif transisi energi yang mengkonsolidasi dukungan berbagai pihak. Baik entitas bisnis, lembaga pendanaan, yang didukung pemerintah untuk mencapai NZE 2060," tutur Darmawan.
BACA JUGA:Jangan Panik, Meski PPKM Dicabut Bansos Tetap Disalurkan Tahun 2023, Tapi Cuma Ini
Untuk menyukseskan transisi energi, PLN telah menandatangani 45 memorandum of understanding (MOU) dan letter of intent (LOI).
Dalam upaya menurunkan emisi, Darmawan juga ikut mengawal penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sampai dengan tahun 2030 yang menjadi RUPTL paling hijau sepanjang sejarah Indonesia.
Dalam RUPTL tersebut terdapat 50,6 persen pembangunan pembangkit yang berbasis pada Energi Baru Terbarukan (EBT).
Sesuai RUPTL ini, PLN juga menginisiasi penghapusan 13 GW PLTU dari perencanaan dan menambah kapasitas EBT hingga 20,9 GW tanpa menambah PLTU baru.
BACA JUGA:Aturan Baru Pemerintah, BBM Jenis Premium dan Revvo 89 Resmi Dihapus 1 Januari 2023
PLN telah memetakan dan melakukan berbagai upaya extraordinary yang akan mereduksi emisi sebesar 98 juta Ton CO2 di tahun 2030.
Di bawah kepemimpinan Darmawan, PLN tidak hanya menjadikan transisi energi menjadi tantangan, tetapi juga menjadi peluang untuk menggerakan roda ekonomi masyarakat, salah satunya melalui _co-firing.
PLN sudah mulai mengimplementasikan program co-firing di puluhan pembangkit sejak 2021. Melalui co-firing, PLN menggantikan konsumsi batubara dalam jumlah signifikan dengan bahan baku biomassa, hidrogen dan amonia.
Selain pengurangan emisi, implementasi co-firing ini sukses menggerakkan roda perekonomian masyarakat setempat dalam penyediaan bahan bakunya.
"Program co-firing ini sudah berhasil mengurangi emisi lebih dari 800 ribu ton CO2. Dalam prosesnya PLN memberdayakan masyarakat seperti BUMDes, Kelompok Tani, dan berbagai UMKM. Ini adalah komitmen PLN bertransisi energi sekaligus membangun ekosistem energi berbasis ekonomi kerakyatan," ucap Darmawan.