LAHAT, PALPRES.COM - Akibat dari kejadian banjir bandang yang terjadi pada 9 Maret 2023 silam, yang menerjang 6 kecamatan di Kabupaten Lahat, setidaknya membuat beberapa ratusan pemukiman, saluran irigasi, kebun, persawahan dan sarana lainnya ikut rusak.
Nah, hal ini dapat di lihat di Desa Jagabaya, Kecamatan Kikim Selatan, yang mana ratusan hektar persawahan yang kini sudah ditanam padi berusia 3 minggu, terancam gagal tanam, pasalnya pintu air bersumber dari Sungai Lingsing, masuk ke saluran irigasi sepanjang kurang lebih 7 kilometer (KM) mengalami kekeringan.
"Betul, petani sudah menanam padi dan masuk usia 3 minggu, akan tetapi, mereka pun harus menerima kenyataan akibat banjir bandang, pintu air rusak tertimbun tanah longsor dan material kayu serta bebatuan," sebut Kepala Desa (Kades) Jagabaya, Bambang Heriadi ST, Minggu 16 April 2023.
Selain itu, sambung Bambang Heriadi, jalur air yang semestinya masuk ke pintu DAM, kini beralih ke aliran lain, dan dampaknya sangat terasa sekali bagi petani.
BACA JUGA:Taklim Ramadan Berakhir, Wako-Wawako Berbagi ke Panti Asuhan
"Ada 20 persen warga Desa Jagabaya, yang bergantung pencaharian sebagai petani dan Pemerintah Desa (Pemdes) juga sudah melaporkan kepada pihak terkait untuk segera turun dan memperbaikinya," ungkapnya.
Ia menerangkan, permasalahan rusaknya pintu DAM juga telah disampaikan laporannya secara lisan maupun tulisan, hal ini, mesti cepat ditindaklanjuti sehingga mereka tidak kehilangan mata pencaharian.
"Ini murni bencana alam, oleh karena itulah sebagai kades agar kiranya kepada instansi terkait untuk segera turun, melihat dan memperbaiki pintu air dimaksudkan," terang Bambang Heriadi.
Di samping itu, pihaknya juga bersama masyarakat bergotong royong secara manual memperbaiki apa-apa saja yang rusak parah.
BACA JUGA:Desa Lubuk Mabar Berbenah dari Berkembang Menuju Mandiri, Yuk Simak Selengkapnya
"Sementara ini, kita benari dengan beramai-ramai, paling tidak, Air Sungai Lingsing bisa masuk dan mengaliri ratusan hektar sawah yang kekeringan tersebut," tandasnya.
Senada, Petani asal Jagabaya Tajudin didampingi Nurdia membenarkan, bahwasanya air yang masuk ke saluran irigasi kini sudah tidak ada lagi, disebabkan rusaknya pintu DAM.
"Kini, petani bergantung pada curah hujan yang masih turun, tetapi, itupun tidak akan berlangsung lama, mengingat tanah sawah mulai retak-retak," sebutnya.
Tentunya, lanjut dia, kondisi ini begitu mengkhawatirkan sekali kalau sampai beberapa hari tidak ada air, dapat dipastikan, seluruh padi yang berusia 3 minggu akan gagal tanam.
BACA JUGA:Bentuk Satgas RAFI, Begini Tugasnya Selama Arus Mudik 2023