Beliau lantas mengatakan, “Tidakkah pantas aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhari).
Begitu pula di antara bentuk syukur karena banyaknya ampunan pada Ramadhan, di penghjung Ramadhan (di hari Idulfitri), kita dianjurkan untuk banyak berdzikir dengan mengagungkan Allah melalu bacaan takbir ”Allahu Akbar”. Ini juga di antara bentuk syukur sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengangungkan pada Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al Baqarah ayat 185).
BACA JUGA:5 Daerah Paling Kaya di Sulawesi Selatan, Tebak Siapa Juaranya
Begitu pula para salaf seringkali melakukan puasa di siang hari setelah di waktu malam mereka diberi taufik oleh Allah SWT untuk melaksanakan sholat tahajud. Inilah bentuk syukur mereka.
Ingatlah bahwa rasa syukur haruslah diwujudkan setiap saat dan bukan hanya sekali saja ketika mendapatkan nikmat.
Namun, setelah mendapatkan satu nikmat kita butuh pada bentuk syukur yang selanjutnya.
Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah menjelaskan, “Setiap nikmat Allah berupa nikmat agama maupun nikmat dunia pada seorang hamba, semua itu patutlah disyukuri.
BACA JUGA:5 Daerah Paling Sepi di Aceh, Cocok Untuk Menikmati Masa Tua
Kemudian taufik untuk bersyukur tersebut juga adalah suatu nikmat yang juga patut disyukuri dengan bentuk syukur yang kedua.
Kemudian taufik dari bentuk syukur yang kedua adalah suatu nikmat yang juga patut disyukuri dengan syukur lainnya.
Jadi, rasa syukur akan terus ada sehingga seorang hamba merasa tidak mampu untuk mensyukuri setiap nikmat.
Ingatlah, syukur yang sebenarnya adalah apabila seseorang mengetahui bahwa dirinya tidak mampu untuk bersyukur tutupnya. *