"Nahkoda harus yang pemberani, berani mengambol risiko untuk kepentingan negara dan bangsa.
Negara ini butuh kepemimpinan yang kuat dan mampu menghadapi ketidakpastian global.
Yang memiliki komitmen kuat untuk anti korupsi dan merawat demokrasi," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, Musra Indonesia digelar untuk menjaring suara masyarakat di akar rumput terkait dukungan kepada calon presiden. Musra Indonesia dilaksanakan sejak Agustus 2022 di 29 provinsi dan Hongkong.
BACA JUGA:SIAP-SIAP! 7 Bansos Bakal Cair Hingga Akhir Mei 2023, Catat Tanggalnya Ya
Hasil Musra secara nasional, Prabowo Subianto mendapat dukungan 21,68%, Ganjar Pranowo 20,24%, dan Airlangga Hartarto 17,12%.
Sementara Pengamat politik yang juga peneliti di Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mengatakan, preferensi politik Jokowi dalam hal bakal calon presiden bisa jadi berbeda dengan pilihan politik PDI Perjuangan.
Sebagai bagian dari kader, Jokowi mengikuti keputusan PDI Perjuangan yang memutuskan mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.
Namun, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang didukung secara solid oleh tujuh partai politik, Jokowi juga memiliki kepentingan sendiri.
BACA JUGA:5 Daerah dengan Penduduk Miskin Paling Banyak di Jawa Tengah, Sedih Lihat Angkanya
"Karena itu bukan tidak mungkin preferensi politik Jokowi, dalam hal bakal calon presiden, tidak sama dengan pilihan politik PDI Perjuangan.
Di berbagai kesempatan Jokowi juga terlihat memberikan dukungan politik terhadap figur calon presiden di luar pilihan PDI Perjuangan, yaitu Prabowo Subianto," kata Bawono.
Di berbagai kesempatan kegiatan kenegaraan, Jokowi hampir selalu mengajak Prabowo yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan.
Kedekatan Jokowi dan Prabowo kembali terlihat dalam kunjungan ke Papua beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:Jual Kesini Aja Koin Kuno Rp1.000 Kelapa Sawit, Bisa Dapat Cuan Jutaan, Hubungi Nomor WA Ini!
Sebelum itu, kebersamaan mereka di Tabalong, Kalimantan Selatan, juga mencuri perhatian publik.