LAHAT, PALPRES.COM - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset serta Teknologi (Kemendikbudristek) telah merilis kurikulum yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2023/2024.
Setiap sekolah dipersilahkan memilih salah satu kebijakan dalam penetapan kurikulum, apakah memilih mandiri belajar, mandiri berubah ataupun mandiri berbagi.
Nah, salah satunya Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Lahat akan memulai menerapkan kurikulum merdeka tersebut.
"Dalam penerapannya, Kurikulum Merdeka dan kurikulum sebelumnya memiliki banyak perbedaan, satu perbedaan yang menyolok adalah perangkat mengajar berupa rencana pembelajaran (lesson plan) yang lazim disebut RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran pada jenjang SMP, SMA, dan SMK atau guru kelas pada jenjang SD," sebut Kepala SMPN 3 Lahat, Andi Irawan SPd MPd, Jumat 26 Mei 2023.
BACA JUGA:Tim Monev Kecamatan Kikim Selatan Periksa Administrasi Padang Bindu, Ada Apa Ya?
Pada kurikulum merdeka, sambung Andi Irawan, dikenal RPP berdiferensiasi yang dimaksudkan, menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap murid.
"Oleh karena itu, terjadi perbedaan mendasar saat menyusun RPP biasa dengan RPP Kurikulum Merdeka," ungkapnya.
Pada kurikulum biasa, masih kata dia, ketika menyusun RPP tidak ada perbedaan antara konten, proses dan produk, sedangkan pada RPP Berdiferensiasi terdapat perbedaan-perbedaan terkait konten yang disajikan guru, proses pembelajaran, dan produk pembelajarannya.
"Dengan demikian RPP berdiferensiasi secara otomatis, mesti melibatkan kondisi sosial emosional setiap murid.
BACA JUGA:AUTO BANJIR CUAN! Koin Kuno 1 Sen Nederland Sch Indie Tahun 1920 Harganya Rp48.000.000
Bagaimana cara menyusun RPP berdiferensiasi Berbasis Pembelajaran Sosial Emosional pada Kurikulum Merdeka," papar Andi Irawan yang juga Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Lahat.
Andi Irawan menerangkan, nantinya kualitas dari siswa dalam menerima mata pelajaran, akan sangat terasa perbedaannya.
"Tentu saja, Kurikulum Merdeka ini akan menggunakan metode berbeda dari kurikulum yang ada selama ini, dan ini tentunya menjadi bahan pertimbangan untuk diterapkan di sekolah," ulasnya.
Ia menjelaskan, termasuk juga dengan isi dari masing-masing mata pelajaran, justru ini akan meningkatkan kemampuan siswa, dan tenaga pengajar dalam mengimplementasikannya.
BACA JUGA:JUAL KE SINI! Kolektor Ini Berani Beli Koin Kuno Rp500 Melati 1992 Seharga Rp5.000.000 Perkeping