Setelah SMB 1 Jayo Wikramo, Kawah Tekurep terus berbenah. Tahap pertama dilakukan pembangunan gubah tengah oleh Sultan Ahmad Najamuddin Adi Kesumo.
Asal usul nama Kawah Tekurep karena memiliki atap bangunan makam seperti kubah atau wajan terbalik.
Pemakaman keluarga raja ini memiliki ciri yang berbeda. Ciri ini menunjukkan status, seperti makam tiga cungkup menunjukkan bahwa sultan.
Selanjutnya satu cungkup buat putri SMB, para pejabat dan hulubalang kerajaan.
BACA JUGA:Yuk, Pindah ke Sini! 4 Daerah Paling Sepi di Bengkulu, Tawarkan Banyak Tempat Wisata Indah
2. Sabokingking
Sabokingking ini sama dengan Kawah Tekurep yakni sebuah komplek pemakaman. Nama Sabokingking diambil dari Bahasa Sansekerta.
Sabokingking berasal dari Kerajaan Majapahit dengan nama pemimpinnya Pangeran Sido Ing Kenayan.
Pangeran yang hidusp semasa raja Hayam Wuruk ini juga berasal dari Jawan dan memiliki istri bernama Ratu Sinuhun.
BACA JUGA:Desa Burai Tak Masuk Lomba Anugerah Pesona Desa Wisata Tingkat Provinsi Sumsel, Kenapa Ya?
Pangeran Sido Ing Kenayan memiliki guru spiritual atau penasehat yang bernama Habib M Nuh.
3. Masjid Agung Palembang
Masjid agung Palembang dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) I Jayo Wikramo. Di dalam membangun masjid ini membutuhkan waktu 10 tahun yakni sejak 1738 hingga 1748.
Pada awal pembangunannya, masjid ini tidak memiliki menara namun pada masa Sultan Ahmad Najamudin sekitar tahun 1758-1774 baru dibangun menara dengan letak terpisah.
BACA JUGA:Mau Menguji Keberanian? 4 Destinasi Wisata Ekstrem Ini Bisa Jadi Alternatif Guys
Bentuk menara ini mirip dengan kelenteng, yakni bagian atap berujung melengkung dan bagian luar dikelilingi teras berpagar.*