Akan tetapi percobaan itu belum sempurna.
Hingga akhirnya 20 tahun kemudian Abbas membuat alat terbang pertama yang dapat dikendalikan yang disebut Gantole.
Ia menciptakan gantole berupa kostum yang meniru burung yang terbuat dari kerangka bambu, yang dilapisi kain sutra yang dijahit dengan bulu elang asli, guys.
Disain ini guys seperti mesin penerbangan yang digantung dan bisa mengontrol pergerakan sayap.
BACA JUGA:7 Tanaman Paling Dicari oleh Para Kolektor, Nomor 4 Bisa Berkamuflase
Abbas kemudian menguji perangkat terbangnya di depan ribuan penonton, guys, di Gunung Al-‘Arus, Rusafa, Suriah.
Percobannya kali ini hampir berhasil guys, dikarenakan dataran tinggi memungkinkannya untuk meluncur di udara.
Ia berhasil terbang selama lebih dari 10 menit.
amun sayangnya, Abbas belum memikirkan bagaimana cara untuk mendarat, akibatnya ia mengalami pendaratan buruk yang mengakibatkan cidera parah pada punggungnya, guys.
BACA JUGA:Emak-emak PKH Bahagia! Ada Tambahan Bansos Cair Agustus 2023, Ini Penjelasannya
Dari pendaratan keras tersebut, Abbas menyadari pentingnya ekor pada bagian glider (pesawat luncurnya), seperti ekor burung ketika digunakan untuk mendarat guys.
Nah, dari konsep ini guys, teknologi pesawar modern mendarat dengan menggunakan roda belakang terlebih dahulu.
Percobaan Ibnu Firnas ini guys, diulangi oleh ilmuwan Turki bernama Hazerfen Ahmad Celebi pada abad ke-17 Masehi.
Hazerfen menggunakan Gantole yang dilapisi burung rajawali untuk melayang melintasi Bosphorus, sebuah selat yang membentang melewati Istanbul, Turki, guys.
BACA JUGA:Koin Kuno Rp500 Motif Bunga Melati Jadi Idola Kolektor, Harganya Bikin Melongo
Teori dari Ibnu Firnas ini guys, diakui orang Barat, yakni Mattias Paul Scholz.