Jika dahulu serambe hanya terdengar sayup melelapkan tidur anak, dengan seiringnya zaman maka dendang serambe berkembang menjadi seni dan sastra tutur Kabupaten Banyuasin.
Bahkan syair serambe ini termasuk dalam tatanan prosesi adat tradisi Timbang Kepala Kebo yakni tradisi perayaan, ritus, masyarakat Kec. Banyuasin III dan sekitarnya.
Tidak hanya itu, dahulu syair serambe hanya dendang kecil tanpa musik.
Namun sekarang mengalami kemajuan dan bisa dinikmati dengan beragam alat musik melayu, artinya Serambe Banyuasin dapat didengar dan dinikmati dengan iringan musik melayu khas serambe.
BACA JUGA:5 Jurusan Kuliah Tersulit di PTN Indonesia TOP QS WUR 2024, Minat?
Oleh sebab itulah, karena serambe ini sudah di tetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Sumatera Selatan, sudah sepatutnya bersama-sama melestarikan sastra tutur ini agar tidak terpinggirkan akibat kemajuan zaman.
Sebab, jika dimulai dari diri kita sendiri. Siapa lagi yang akan menjaga budaya kita ini, terkhusus kepada para penggiat dan pecinta untuk dapat mewariskannya kepada genarasi muda.
Bukan hanya serambe, sastra tutur lainnya juga patut kita jaga, rawat dan lestarikan. Karena budaya adalah tradisi kita yang harus tetap lestari.*