MURATARA, PALPRES.COM- Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan batu akik tersendiri dan terkadang diberi nama sesuai dengan daerah asal batu tersebut.
Seperti contoh batu akik red raflesia yang terkenal dengan warna merah menyala dan bening dari Provinsi Bengkulu, karena memang provinsi ini lebih dikenal dengan sebutan Bumi Raflesia.
Ada juga batu bacan, yang memang berasal dari Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku, kemudian batu akik hijau Garut, karena berasal dari Garut, tepatnya di Gunung Bung Bulang, Jawa Barat.
Nah batu akik teratai berasal dari Kabupaten Musi Rawas Utara (Mutara), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
BACA JUGA:15 Warung Bakso Paling Populer dan Enak di Kabupaten Musi Rawas, Yuk Dicobain
Batu akik ini diberi nama teratai karena motifnya menyerupai bunga teratai yang sedang mekar, tapi masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan sebutan batu tawon.
Batu akik teratai memiliki beragam warga, seperti kuning, putih, merah, hitam dan panca warna, batu ini juga terbagi menjadi dua jenis yaitu batu akik kristal dan Batu Akik berbahan kasar (dop).
Pada tahun 2014 sampai 2017, saat booming batu akik melanda masyarakat Indonesia, batu akik teratai sangat digandrungi oleh penikmati serta kolektor batu akik.
Biasanya bahan batu akik teratai dibuat cincin, gelang, mainan kalung, keris dan bentuk-bentuk menarik lainnya.
BACA JUGA:JUAL KE SINI! Koin Kuno Rp100 Rumah Gadang Dihargai Setara iPhone 14 Pro Max
Menurut Ari, salah satu penggiat batu akik teratai di Kabupaten Muratara mengungkapkan, batu akik teratai dijual dalam bentuk bongkahan dan lempengan, apalagi pada saat batu akik booming.
"Tidak ada patokan harga batu akik teratai, tergantung suka atau tidaknya calon pembeli batu akik teratai dan penjualnya, tapi biasanya satu lempeng batu akik teratai yang bagus sekitar Rp.300.000 per lempeng dan bahan batu akik teratai Rp.30.000 sampai Rp.100.000 perkilogram," katanya
Dikatakannya, peminat bahan batu akik bukan hanya dari daerah-daerah di Indonesia, tapi juga berasal dari Taiwan, Korea, India dan China.
"Terkadang mereka sendiri langsung datang ke Muratara dari luar negeri untuk melihat langsung batu teratai yang dijual oleh pengepul, tapi ada juga yang menyuruh orang kepercayaannya," bebernya.
BACA JUGA:Kisah Sahabat Uwais Al Qarni, Miskin di Bumi Tapi Terkenal di Langit