Pengerjaan pada morfologi tanah yang bervariasi pada proyek ini, membutuhkan penanganan khusus diantaranya dengan penggunaan inovasi teknologi geofoam pada oprit jembatan.
Geofoam merupakan material balok dengan bobot ringan yang bertujuan untuk menanggulangi lapisan tanah yang labil. Berfungsi sebagai pengganti timbunan, Geofoam dapat meminimalisir penurunan jalan yang biasanya terjadi pada titik semu antara
timbunan dengan struktur sehingga dapat memperlambat amblesan atau penurunan tanah selama masa layanan jalan tol.
Selain inovasi geofoam, pengerjaan morfologi tanah yang bervariasi juga menggunakan Treatment Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading. PVD adalah teknologi drainase vertical berbentuk lembaran plastik yang berfungsi untuk mempercepat pengurasan air dalam tanah.
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH! BLT Dana Desa Juli - September Segera Cair, untuk 4 Tipe Warga Ini
Selain itu, Treatment Preloading juga dilakukan dengan cara memberikan beban di atas tanah sebelum pembangunan struktur yang berfungsi untuk menurunkan kadar air dalam tanah.
Kedua treatment ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mempersingkat pengurasan air dalam tanah sehingga konstruksi dapat segera dimulai.
Adapun dari sisi teknologi, HKI juga telah menerapkan digitalisasi konstruksi secara komprehensif seperti BIM (Building Information Modeling), dan Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis SAP.
Kedua hal tersebut menginisiasi proses konstruksi yang efektif, mulai dari fase perencanaan hingga proses bisnis yang dapat dicatatkan secara real time.
BACA JUGA:Segera Input NIK! 5 Bansos Mulai Rp2.400.000 Cair Akhir Agustus Ini
Untuk menunjang material konstruksi pada jalan tol ini, anak usaha Hutama Karya lainnya, PT Hakaaston (HKA) juga memberikan support material berupa Hotmix (aspal), Precast, Ready Mix (beton), dan material Guard Rail.
Material tersebut diproduksi secara inhouse dengan menggunakan beton dari PT Semen Indogreen Sentosa (PT SIS) dan PT Bhirawa Steel yang juga merupakan bagian dari Hutama Karya Group.
Seluruh material yang digunakan dalam pekerjaan ini telah disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan, untuk menjaga mutu juga kualitas agar hasil akhir Jalan Tol Indralaya – Prabumulih tahan lama, serta aman untuk digunakan.
Dalam rangka untuk mengejar target penyelesaian, maka dilakukan percepatan dalam pengejaran progres.
BACA JUGA:SIAP-SIAP! 2 BLT Sudah Cair di Wilayah Ini, Pelajar dan Lansia Bisa Dapat Bantuan Hingga Rp1 Juta
Dalam hal ini dengan keterlibatan vendor lokal sebesar 35% dan sisanya merupakan vendor nasional dalam negeri.