Refleksi Kemerdekaan RI: Diwarnai Pro Kontra Hari Pembacaan Proklamasi dan Peristiwa Rengasdengklok

Kamis 17-08-2023,11:46 WIB
Reporter : Hendra Djamal
Editor : Sulis Utomo

Terjadinya Pro Kontra, karena golongan muda menganggap golongan tua konservatif atau kolot, karena golongan tua meminta agar pembacaan proklamasi harus melalui PPKI dan sesuai dengan prosedur yang dijanjikan Jepang yaitu tanggal 24 Agustus 1945. 

Golongan muda seperti Sutan Syahrir, menolak jika proklamasi dilakukan melalui PPKI, karena PPKI merupakan bentukan Jepang. 

Golongan muda melakukan rapat resmi di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945. 

Rapat ini dihadiri antara lain Djohar Nur, Subianto, Armansyah, Chairul Saleh, Kusnandar, Wikana, Margono, dan Subadio.

BACA JUGA:Menilik Goa Bersejarah di Pasuruan, Tersimpan Kisah Pedang Naga Puspa Milik Arya Kamandanu

Rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh tersebut memutuskan bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan hak rakyat, dan bukan ada campur tangan bangsa lain. 

Rapat itu telah disampaikan kepada Soekarno-Hatta, namun keduanya tetap bersikeras proklamasi dilakukan melalui PPKI.

Golongan muda bereaksi, dan “menculik” Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus tahun 1945. 

Rengasdengklok merupakan satu daerah yang berada di Kabupaten Karawang. 

BACA JUGA:ALHAMDULILLAH! Status Bansos PKH dan BPNT Sudah Perintah Salurkan, Tinggal Masuk Rekening

Membawa kedua tokoh bangsa tersebut keluar Jakarta, untuk menjauhkan keduanya dari pengaruh Jepang, yang saat itu masih ada di Indonesia. 

Rengasdengklok dipilih karena letaknya yang strategis dan terpencil, sehingga tentara PETA bisa mengamati tindak tanduk tentara Jepang.

Soekarno-Hatta akhirnya memahami pemikiran para golongan muda, dan mereka tergerak untuk memprokalamasikan kemerdekaan. 

Rapat perumusan teks proklamasi pun digelar di rumah Laksamana Tadashi Maeda dihadiri oleh beberapa anggota golongan muda. 

BACA JUGA:Ancaman Terbesar Bagi Manusia di Seluruh Dunia, Jika Terlena Bakal Krisis Pengangguran, Apa Ya?

Rumusan teks proklamasi tersebut ditulis oleh Soekarno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan.

Kategori :