Kisah Perjalanan Salman Al-Farisi Menemukan Cahaya Islam

Sabtu 19-08-2023,05:20 WIB
Reporter : Fran Kurniawan
Editor : Fran Kurniawan

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT, pada konten berita yang mengangkat kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW, kita akan menceritakan kisah sahabat Salman Al-Farisi dalam mencari kebenaran dan cahaya Islam.  

Dilansir dari plat form media sosial yang mengutip dalam buku berjudul 'Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah' karya Syaikh Muhammad Sa'id Mursi menceritakan bahwa, Salman Al-Farisi, berasal dari desa Ji di Isfahan, Persia, dia adalah sosok sahabat yang terkenal memiliki ide-ide brilian, memiliki tubuh yang kuat, dan pandai dalam ilmu-ilmu syariat. Sebelum masuk Islam, ia adalah seorang Nasrani.

Salman pernah menjadi penjaga api di kuil tempat pemujaan orang-orang Persia, dimana pada suatu hari, dia lewat di depan sebuah gereja Nasrani, dia terpikat dengan model sembahyang mereka, lalu dia mengikrarkan diri masuk agama Nasrani.

Suatu hari Salman bertemu dengan rombongan kafilah Nasrani dan dia pun ikut bersama mereka ke Syam, setiba di Syam dia tinggal bersama seorang uskup, lambat-laun dia menyadari ternyata uskup itu suka mengumpulkan sedekah untuk kepentingan dirinya sendiri dan tidak mendistribusikannya kepada fakir miskin, Salman akhirnya memutuskan pindah ke uskup lain.

BACA JUGA:4 Cara supaya Tanaman Aglonema Tumbuh Subur dan Segar, Nomor 2 Anda Sering Lupa Mengerjakannya

Uskup berikutnya adalah uskup yang baik dan Salman pun tinggal bersamanya, sebelum meninggal, sang uskup memberitahu Salman bahwa tidak ada uskup yang sepertinya kecuali seorang uskup yang tinggal di Mosul, lalu Salman pun pergi ke Mosul dan tinggal bersama uskup yang ada di sana.

Ketika akan meninggal, sang uskup memberitahu Salman bahwa seorang Nabi akan diutus pada zaman itu, Sang uskup berpesan agar Salman mengikuti Nabi tersebut dan Nabi itu akan hijrah ke sebuah daerah yang banyak ditumbuhi pohon korma dan daerahnya diapit dua bidang tanah yang berbatu hitam.

Uskup tersebut juga menyampaikan ihwal ciri-ciri Nabi tersebut, di antaranya, tidak mau menerima sedekah, tidak mau menerima hadiah, dan di pundaknya terdapat cap kenabian, setelah itu, Salman bertemu dengan rombongan dari Arab. Mereka mengatakan kepada Salman bahwa tempat tinggal mereka termasuk ciri-ciri daerah yang disebut Uskup.

Salman minta ikut bersama mereka ke daerah tersebut dan sebagai imbalan ia memberi mereka beberapa ekor sapi dan kambing, mereka pun setuju, ketika sampai di Wadi Al-Qurra', mereka menjual Salman kepada seorang warga Yahudi dari Bani Quraizhah, tidak lama kemudian, Salman mendapat berita lewat percakapan tuannya dengan orang lain tentang diutusnya seorang Nabi dan akan berhijrah ke Madinah.

Pada malam hari, Salman pergi menemui Rasulullah sambil membawa makanan sembari berkata, "Makanan ini adalah sedekah." Nabi tidak memakan makanan tersebut dan mempersilahkan para sahabatnya untuk menyantapnya, Salman pun datang lagi dan membawa makanan sambil mengatakan, "Makanan ini adalah hadiah." Kali ini, Nabi memakan sebagiannya dan yang sebagiannya lagi diberikan kepada para sahabatnya.

BACA JUGA:KPM dengan KK Berciri Ini Bisa Dapat Bansos Baru Rp200.000 per Bulan dari Kemensos, Pencairannya Sudah Dekat

Suatu hari, Salman melihat cap kenabian di pundak Nabi Muhammad SAW, karena itulah, ketika ia melihat ada tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad, Salman pun langsung mengikrarkan diri masuk Islam dan menceritakan liku-liku perjalanannya kepada beliau, Rasulullah menasehati Salman untuk menulis surat kepada tuannya, Nabi Muhammad SAW juga meminta bantuan para sahabatnya untuk memerdekakan Salman. (frs)

Kategori :