PALEMBANG, PALPRES.COM - Meriam ikonik peninggalan masa Kolonial yang dikenal dengan nama Si Jagur, merupakan salah satu koleksi pelataran Kota Tua di Jakarta.
Dimana Meriam "Jempol Kejepit" ini memiliki banyak mitos yang menarik.
Menurut informasi, meriam ini telah ada di pelataran Kota Tua sejak jaman Kejayaan VOC.
Dimana meriam ini juga sempat dipakai oleh tentara VOC menaklukkan Jayakarta, nama sebelum Batavia.
Beberapa mitos mengatakan juga bahwa meriam ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Pajajaran di daerah Sunda Kelapa.
Dalam legenda yang berkembang di tengah masyarakat, meriam ini dipercayai merupakan jelmaan dari manusia, namun legenda ini masih mengundang banyak kontroversi.
Banyak dari masyarakat sangat menganggap meriam ini sebagai benda kuno yang sangat sakral keberadaannya.
Karena itulah pada saat itu, masih banyak masyarakat sekitar yang memberikan sesaji berisi bunga, ayam, dan wewangian di sekitar meriam tersebut.
BACA JUGA:Status Berubah SP2D! Bansos BPNT Sembako Juli - Agustus Rp400.000 Cair Ditanggal Ini
Dalam buku Aldof Hueken SJ “Di dalam Buku Tempat bersejarah di Indonesia," dia menyebutkan bahwa pencipta dari meriam ini merupakan seorang berkebangsaan Portugis yang bernama Manoel T Baccaro.
Dimana meriam ini disiapkan untuk mengalahkan Malaka pada masa itu.
Setelah Malaka dikuasai, Portugis membawa meriam ini ke Jayakarta, untuk di tempatkan di depan bangunan administrasi kolonialnya.
Di saat Belanda datang, VOC secara langsung menguasai tempat tersebut dan Si Jagur dirawat dan dioperasionalkan sebagai senjata penghancur kembali.
BACA JUGA:Honda PCX160 jadi Motor Terlaris di GIIAS 2023