Komitmennya berjuang untuk Islam, ditunjukkan dengan menyerahkan zakat kabilah Thayyi’ kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Ia juga turut serta dalam perang melawan kaum murtad, yang terjadi pada masa khalifah pertama tersebut.
Adi bin Hatim At-Tha'i juga turut berperang melawan Thulaihah yang mengklaim sebagai nabi.
Adi mengendalikan komando pasukan kanan.
BACA JUGA:5 Cara Merawat Tanaman Hias Janda Bolong, Jangan Lupa Tambahkan Penyubur Tanah
Pada masa khalifah kedua, Umar bin Khatab, ia juga berperan dalam misi perluasan kekuasaan Islam di Iraq dan Iran.
Begitulah kisah sahabat Nabi Muhammad SAW, Adi bin Hatim At-Tha'i, yang siap berjuang demi agama Islam.
Jadi ia tidak segan untuk menyerahkan harta kekayaan yang ia miliki bertahun-tahun, untuk membantu perjuangan Islam.
Tidak hanya harta, kedudukannya sebagai penguasa Suku At-Tha'i juga tidak terlalu dipusingkannya.
BACA JUGA:AWAS! Asap Pekat Karhutla di OI Mulai Selimuti Jalan Lintas Palembang-Indralaya
Itulah sebenarnya sifat dasar para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Pada dasarnya mereka selalu siap menyerahkan apapun, tidak hanya harta, kedudukan, tapi juga nyawa mereka pertaruhkan.
Mereka siap mati syahid dalam perang demi menegakkan kalimatullah. Hingga akhirnya Adi bin Hatim At-Tha'i meninggal dunia, dan dimakamkan didomisilinya sejak dulu, yakni Kota Kufah. *