INA sedang aktif memfasilitasi aliran investasi asing di seluruh Indonesia untuk mengatasi kesenjangan ini. INA juga mengambil pendekatan terarah untuk memperkuat daya saing Batam sebagai tempat yang berpotensi menerima permintaan berlebih dari Singapura.
Strategi GDS yang melibatkan Singapura-Johor-Batam sangat sejalan dengan pendekatan INA. Melalui strategi ini, GDS akan menciptakan konektivitas berlatensi rendah antara pusat data yang terhubung di Indonesia, Singapura, dan Malaysia, yang pada akhirnya akan menghasilkan solusi layanan pusat data yang holistik, melayani portofolio klien GDS, baik klien lokal maupun internasional.
GDS siap untuk mengandalkan keahlian teknis yang luar biasa dan membangun rekam jejak layanan untuk memperkuat daya saing Batam sebagai pusat data utama di Indonesia.
BACA JUGA:G2E Asia dan Asian IR Expo Bersatu Mendefinisikan Ulang Masa Depan Industri Gaming
Kemitraan ini merupakan investasi ketiga INA di sektor digital, yang merupakan salah satu dari empat sektor prioritasnya. INA, sebagai satu-satunya sovereign fund di Indonesia, didirikan pada tahun 2020 dengan dana sebesar $5 miliar dari pemerintah.
Sebelumnya, INA telah berpartisipasi dalam penawaran saham perdana (IPO) Mitratel dan merupakan pemegang saham signifikan di salah satu perusahaan pengelola menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.
Selain itu, INA telah bekerja sama dengan mitra-mitra seperti BlackRock, Allianz Global Investors, dan Orion Capital Asia untuk menyediakan pendanaan bagi Traveloka, salah satu platform pariwisata terkemuka di Asia.*