LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Kaum muslimin dimana pun anda berada, pada konten kisah sahabat Nabi Muhammad SAW kali ini akan meceritakan tentang Abu dzar Al-Ghifari yang masuk Islam.
Dilasir dari platform media online diceritakan, Abu Dzar Al-Ghifari memasuki kota dengan menyamar seolah-olah hendak melakukan thawaf mengelilingi berhala-berhala di sekitar Ka'bah, atau seolah-olah musafir yang sesat dalam perjalanan, yang memerlukan istirahat dan menambah perbekalan.
Padahal seandainya orang-orang Makkah tahu bahwa kedatangannya itu untuk menjumpai Nabi Muhammad SAW dan mendengarkan keterangan beliau, pastilah mereka akan membunuhnya.
Sebagai informasi, Ghifar adalah suatu kabilah atau suku yang tidak ada taranya dalam soal menempuh jarak, mereka jadi contoh perbandingan dalam melakukan perjalanan yang luar biasa, malam yang kelam dan gelap gulita tak jadi soal bagi mereka, dan celakalah orang yang kesasar atau jatuh ke tangan kaum Ghifar di waktu malam.
BACA JUGA:Segarkan Interior Rumahmu dengan Tanaman Ini, Dijamin Gak Nyesel!
Kembali pada cerita, Abu Dzar Al-Ghifari terus melangkah sambil memasang telinga, dan setiap didengarnya orang mengatakan tentang Rasulullah SAW, ia pun mendekat dan menyimak dengan hati-hati, Sehingga dari cerita yang tersebar di sana-sini, diperolehnya petunjuk yang dapat mengarahkannya ke kediaman Nabi Muhammad dan mempertemukannya dengan beliau.
Pada suatu pagi, lelaki itu, Abu Dzar Al-Ghifari, pergi ke tempat tersebut, didapatinya Rasulullah SAW sedang duduk seorang diri. Ia mendekat kemudian menyapa, "Selamat pagi, wahai kawan sebangsa."
"Wa alaikum salam, wahai sahabat," jawab Rasulullah.
BACA JUGA:Jadi Primadona! Harga Koin Kuno Tahun 1971 Melambung Tinggi
"Bacakanlah kepadaku hasil gubahan anda!"
"Bukan syair hingga dapat digubah, tetapi Al-Qur'an yang mulia," kata Rasulullah SAW, kemudian membacakan wahyu Allah SWT.
Tak berselang lama, Abu Dzar berseru, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bahwa bersaksi bahwa engkau adalah hamba dan utusan-Nya."
"Anda dari mana, kawan sebangsa?" tanya Rasulullah.
BACA JUGA:Jadi Primadona! Harga Koin Kuno Tahun 1971 Melambung Tinggi
"Dari Ghifar," jawabnya.