Termasuk juga penyebab terjadinya infeksi.
Ar-Razi juga menjadi orang pertama yang menyadari pentingnya sanitasi bagi pengidap cacar.
Pengetahuannya mengenai cacar dan campak diperoleh dari pengamatannya secara klinis di rumah sakit.
Selain itu, ia pernah menjadi Kepala Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad, saat Abu Muhammad Ali bin al-Mu'tadhid al-Muktafi berkuasa pada Kekhalifahan Abbasiyah.
BACA JUGA:New Yamaha Aerox 155 2024 Bikin Panik! Akhir 2023 Masuk Pasaran Indonesia
Ia juga berhasil membuahkan sebuah karya bidang kedokteran, salah satunya yang paling terkenal yang bertajuk Al-Hawi yang merupakan ensiklopedia sebanyak 20 jilid.
Karyanya tersebut berisikan ilmu-ilmu kedokteran Yunani dan Arab yang diterjemahkan dalam bahasa Latin pada 1279 Masehi.
Sejak saat itu, Al-Hawi banyak digunakan sebagai rujukan universitas-universitas di Eropa mulai abad ke-17 Masehi.
Selama hidup tersebut, ar-Razi telah menghasilkan banyak karya dalam bidang kimia, filsafat, hingga kesehatan. Ia wafat pada 925 Masehi/313 Hijriyah.
BACA JUGA:Kue Hijau Khas Palembang Ini Unik, Mirip Wadah Menumbuk Padi, Rasa Manisnya Menggoda!
Dari masa hidup tersebut ini benar-benar telah menyumbangkan karya-karyanya untuk dunia kedokteran.
Sehingga bermanfaat bagi dokter yang menangani penyakit cacar, campak maupun asma.
Hal itu juga bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.
Itulah sebenarnya esensial dari dari seorang ilmuwan, dengan ilmu yang dimiliki, ia abdikan untuk kepentingan orang lain dan dunia ilmu pengetahuan.
BACA JUGA:Baby Blues Syndrome Mengganggu Pasca Melahirkan? Begini Cara Mengatasinya
Apa yang dilakukan Abu Bakar ar-Razi juga menjadi pelajaran bagi kita umat Islam, untuk memberikan manfaatkan ilmu pengetahuan yang kita miliki untuk orang lain. *