LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Kaum muslimin di manapun anda berada, pada konten kali ini kita akan menceritakan kisah Zubair bin Awwam, seorang sahabat yang mahir berkuda dan ahli dalam memimpin prajurit di medan laga, yuk disimak!
Dilansir dari media onlie dalam dalam 'Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah' karya Syaikh Muhammad Sa'id Mursi, yang diterjemahkan Khoirul Amru Harahap dan Achmad Faozan, terbitan Pustaka Al-Kautsar, disebutkan bahwa ibu Zubair menjelaskan mengapa dia memukul anaknya itu, jawaban ini disampaikan melalui syair: "Aku memukulnya agar ia tangkas menunggang kuda, memimpin prajurit dan menjadi orang berguna.
Harapan ibunya pun menjadi kenyataan karena Zubair bin Awwam menjadi seorang penunggang kuda yang hebat. Dia juga adalah orang pertama yang menghunus pedangnya setelah memperoleh berita bahwa Nabi SAW terbunuh dalam perang Uhud.
Di dada Zubair terdapat bekas luka tusukan tombak dan anak panah yang bentuknya seperti mata. Zubair tidak pernah menjabat sebagai gubernur dan hanya pernah menjabat sebagai panglima perang di jalan Allah.
BACA JUGA:3 Strategi Danrem Gapu Cegah Karhutla, Pangdam Sriwijaya Langsung Cek Kesiapannya
Zubair pernah berhasil mencerai-beraikan antara pasukan Malik bin 'Auf, pemimpin wilayah Hauzan, dengan panglima tentara orang-orang musyrik dalam perang Hunian. Kekuatan pasukan musuh menjadi berantakan dan akhirnya Zubair berhasil memukul mundur pasukan tersebut. Tak hanya itu, Zubair juga menjadi salah satu sahabat bersama Abu Bakar dan 70 orang dari kaum Muslim lainnya untuk mengusir orang-orang musyrik pasca perang Uhud.
Ketika Zubair bin Awwam masuk Islam dan pamannya mengetahui kabar tersebut, Zubair dikurung di sebuah rumah yang dipanasi dengan api. Lalu ia berkata kepada pamannya, "Aku tidak akan murtad dari Islam untuk selama-selamanya."
Zubair adalah putra bibi Nabi SAW. Ibunya adalah Shafiyah binti Abdul Muthalib. Zubair juga menjadi salah satu dari 10 sahabat yang disampaikan oleh Rasulullah masuk surga. Nabi SAW pernah berkata mengenai Zubair, "Thalhah dan Zubair, keduanya adalah tetanggaku di surga." (HR At-Tirmidzi). (frs)