JAKARTA, PALPRES.COM - Iman seseorang memiliki tiga tingkatan terkait takdir yakni percaya pada takdir, menerima takdir, dan meyakini takdir.
Lebih lanjut Ustad Hanan Attaki dalam YouTube Channel Akhwat Bergerak NTB mengatakan, dalam rukum iman, bukan percaya, bukan menerima, tapi yakin beriman.
Berarti ada di level kita menganggap takdir itu sebagai anugerah dan kita menganggap takdir itu sebagai kebaikan, dan kita merasa beruntung karena takdir kita.
Itulah tingkatan orang beriman yang paling tinggi, yakni beriman kepada takdir.
Kita beriman kepada takdir merupakan salah satu rukum iman dan terapkan untuk setiap kondisi hidup.
Seperti kita mempunyai pasangan hidup, mendapatkan pekerjaan, dan menerima fitrah sebagai laki-laki maupun perempuan.
Orang yang percaya takdir bisa bersikap menolak atau mengubah fitrah yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Namun ketika kita menggunakan skincare, misalnya, hal itu bukan mengubah ciptaan Allah SWT, akan tetapi merupakan bagian dari merawat ciptaan Allah SWT.
BACA JUGA:Murah Meriah! New Honda Supra 125 Matic 2023 Segera Mengaspal di Indonesia
Bila kita melakukan beberapa hal contohnya mengeruk alis yang tadinya horizontal diubah menjadi setengah vertikal atau diagonal, maka itu yang mengubah ciptaan Allah SWT.
Jadi maksudnya orang yang percaya takdir belum tentu menerima takdi tersebut.
Bisa jadi dia percaya takdir Allah SWT tetapi dia protes, kenapa misalnya warna kulit kita hitam bukan pirang seperti orang barat.
Tapi ada juga orang menerima takdirnya, tapi tidak menerima takdir tersebut yang terbaik untuknya.
BACA JUGA:Siap Bersaing di Pasar Otomotif, Motor Ayam Jago 150cc ala Suzuki Ini Berpenampilan Lebih Fresh