Pagelaran busana ini diselenggarakan di bawah langit senja yang indah, mengambil lokasi di Rumah Adat Kudus Yasa Amrta.
Acara ini bukan hanya sekadar pagelaran busana, tetapi juga merupakan sebuah peresmian bagi Rumah Adat Kudus Yasa Amrta yang diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki makna kemuliaan abadi.
Rumah adat Kudus yang juga disebut Joglo Pencu merupakan rumah tradisional yang mempesona dengan gaya arsitektur yang begitu khas dan indah.
Bangunan Joglo Pencu menampilkan dominasi ukiran-ukiran yang tak hanya bersifat dekoratif, melainkan juga sarat dengan makna filosofis yang mendalam.
BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Lubuklinggau Dorong Perkembangan Batik Durian
‘Sandyakala Smara’ Karya Denny Wirawan, Membawa Batik Kudus Kembali Ke Kota Kretek-Bakti Budaya Djarum Foundation -doc
Dengan suasana senja yang memancarkan pesona sendiri, acara ini tidak hanya menghadirkan keindahan busana, tetapi juga menghormati warisan budaya dan seni arsitektur yang kaya di Kudus, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi semua yang hadir.
"Sandyakala Smara ini adalah sebuah persembahan istimewa sekaligus menghargai perjalanan panjang dalam berkarya melalui kain dan pola yang telah memberikan warna baru bagi dunia mode Indonesia.
Semoga keindahan Batik Kudus yang ditampilkan dengan latar belakang langit dan rumah adat Kudus memberikan pengalaman berbeda yang menggugah hati dan merayakan warisan budaya yang kaya di tengah kita," tutup Renitasari.
Acara seperti ini tidak dapat terselenggara tanpa dukungan dari berbagai pihak, antara lain Denny Wirawan, Epajewel, BCA Solitaire, Tiket.com, Padma Semarang, Oscar Daniel Makeup Artist & Team, serta Harper’s Bazaar Indonesia dan Herworld Indonesia selaku media partner.
BACA JUGA:Pelatihan Membatik, Tingkatkan Kreatifitas dan Bantu Perekonomian Keluarga
Semua pihak yang berkontribusi dengan tekad dan semangatnya masing-masing telah memainkan peran penting dalam menjadikan pagelaran busana Sandyakala Smara ini sebagai sebuah peristiwa luar biasa yang memukau.*