Tidak kalah penting, sejak awal berdiri, Kredivo juga telah melakukan enkripsi data pengguna, sehingga informasi tersebut tidak dapat diakses oleh pihak dalam dan luar tanpa otorisasi yang kuat.
Di sisi lain, Kredivo juga terus berinovasi dan berinvestasi pada teknologi canggih yang mutakhir untuk memastikan bahwa sistem keamanan yang dimiliki Kredivo terus terbaharui, memenuhi standar dan aman dari peretasan.
Selain penguatan dari sistem keamanan secara internal, Kredivo juga telah meluncurkan kampanye #AutoMikir yang diperuntukkan untuk setiap pengguna.
Melalui kampanye ini, Kredivo menargetkan berkurangnya kasus penipuan hingga lebih dari 30%.
BACA JUGA:Bank Mandiri Salurkan Fasilitas Channeling Rp1 Triliun ke Kredivo
Beberapa modus penipuan yang sering ditemui oleh pengguna Kredivo termasuk penawaran Flexi Card, penukaran poin Kredivo, dan hadiah giveaway palsu.
Melalui kampanye #AutoMikir, Kredivo mengilustrasikan perilaku ekstrim dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh yang berkaitan dengan perilaku bijak pengguna dalam menghadapi potensi penipuan, sehingga pengguna diharapkan secara aktif berpikir ulang setiap kali ingin berbagi, meng-klik, atau percaya informasi apapun terkait data diri atau berasal dari sumber yang tidak dikenal.
Konten #AutoMikir juga disebarkan melalui berbagai saluran, mulai dari edukasi offline, konten di website dan media sosial, bahkan hingga menghadirkan pop-up banner yang akan muncul di setiap pengguna membuka aplikasi Kredivo atau bertransaksi menggunakan Kredivo.
Lantas, terlepas dari upaya yang telah dilakukan pelaku pembayaran digital untuk mencegah terjadinya penipuan, bagaimana seharusnya masyarakat menjaga diri agar terhindar dari modus penipuan ketika bertransaksi secara digital? Berikut hal krusial yang patut dipahami:
BACA JUGA:Kredivo Hadirkan Akses Keuangan Digital bagi Konsumen di Asia Tenggara
Pahami bahwa memberikan data pribadi seperti user ID, password, dan kode OTP menjadi gerbang awal berbagai kasus penipuan
Sangat penting untuk menjaga kerahasiaan informasi pribadi yang berkaitan dengan akun Anda. User ID, password, dan kode One-Time Password (OTP) adalah kunci akses utama ke akun-akun Anda.
Mengungkapkan informasi ini kepada pihak lain, bahkan yang mengaku dari platform pembayaran, dapat membuka pintu terhadap upaya penipuan.
Biasanya, pelaku akan berusaha menghubungi Anda dan mengaku berasal dari platform pembayaran untuk meminta kode OTP Anda.
Padahal platform keuangan yang resmi berizin dan diawasi OJK tidak akan pernah meminta data pribadi tersebut pada setiap penggunanya.
Nomer Induk Kependudukan (NIK), foto KTP, bahkan hingga foto selfie dengan KTP bukan konsumsi publik