PALEMBANG, PALPRES.COM - Setiap orang pernah melakukan kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak, terlepas dewasa ataupun anak-anak.
Ketika anak melakukan kesalahan, sebagian orang tua yang tidak mempunyai sifat penyabar akan serta merta memberikan label ‘anak nakal’ kepada anak tersebut.
Saat anak menangis, menumpahkan makanan, berlari, menghamburkan makanan, dan berloncatan, seringkali orang tua dan orang terdekat anak akan menyebut nya anak nakal dan pembuat onar.
Padahal terkadang anak belum mengerti apa yang Ia lakukan.
BACA JUGA:Bukan Mimpi! Cuan Rp200 Ribu Langsung Cair ke Dompet Digital Anda, Cek Cara Mendapatkannya di Sini
Alih-alih memarahinya, seharusnya sebagai orang tua kita harus menegur dan memberikan penjelasan kepada anak bahwa yang Ia lakukan tersebut salah serta orang tua harus memberikan contoh yang benar.
Sehingga dikemudian hari anak tidak melakukan kesalahan itu lagi, tanpa memberi gelar anak nakal kepadanya.
Orang tualah yang bertanggung jawab untuk dapat membimbing anak dengan kasih sayang, apabila anak melakukan kesalahan, bukan justru mengejek dan mencemoohnya.
Sebagai contoh, saat anak menumpahkan makanan, kita sebagai orang tua seharusnya berkata: “ Nak, kalau membawa makanan jangan sambil lari-lari, kamu lihat kan makanannya menjadi tumpah? Atau kamu mau Bunda bantuin membawakannya?”
BACA JUGA:Saldo Rekening KPM Bertambah, 3 Bansos Siap Cair Pekan Ini, Cek Jadwalnya Sekarang!
Bukan justru berkata: “Makanya kalau membawa makanan jangan berlari!! Jadi tumpahkan? Dasar anak nakal!! “
Kalimat manakah di atas yang baik untuk diucapken kepada anak? Tentunya kalimat pertama bukan?
Mungkin kita akan mengira bahwa karena masih anak-anak, mereka tidak merasakan perasaan sedih dan kecewa saat orang di sekitarnya menyebutnya sebagai anak nakal.
Akan tetapi tuduhan anak nakal yang diberikan kepadanya disertai dengan cemoohan dan membuatnya menjadi bahan tertawaan akan membuat anak tersebut merasa malu dan rendah diri.