Dari Sampah Jadi Mahakarya, Begini Hasil Lukisan dari Pelukis Waste Art di Aryaduta Palembang

Sabtu 23-09-2023,10:52 WIB
Reporter : Apriansyah
Editor : Trisno Rusli

PALEMBANG, PALPRES.COM - Pelukis yang menamakan dirinya Waste Art, Alif, memamerkan hasil lukisannya di Hotel Aryaduta Palembang, 14-30 September 2023.

Lukisan Waste Art dari sampah jadi mahakarya ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan di Suamtera Selatan.

Bentuk lukisan yang diciptakan Alif merupakan lukisan seni abstrak. Semua bahan yang digunakan Alif berasal dari sampah.

Namun begitu, sampah yang kini menjadi karya lukisan ini mendapat perhatian dari tamu hotel maupun pengunjung yang sengaja datang untuk melihat lukisan tersebut.

BACA JUGA:Pilih Indonesia atau Italia, Ini Jawaban Berkelas Calon Kiper Timnas Indonesia

"Lukisan ini sebagai  kepedulian lingkungan, karena saya sangat prihatin dengan kondisi lingkungan di Indonesia. Dan mengapa saya mengambil tema abstrak dalam lukisan saya, agar bisa dinikmati oleh pecinta lukisan," ujarnya.

Sementara itu, Marketing Communication Manager, Hotel Aryaduta Palembang, Rendi mengaku sangat mengapresiasi para pelukis Sumatera Selatan yang memanfaatkan sampah menjadi hal yang bernilai.

"Bulan ini tema yang kami angkat kebudayaan lokal Sumatera Selatan. Oleh sebab itulah kami mengundang seniman lokal Sumsel yang mampu mengangkat budaya lokal dari bahan bekas," ujar Rendi.

Lebih jauh kata Rendi, pameran lukisan ini dikemas dalam program Enviromental, Social and Government atau ESG.

BACA JUGA:Satu Lagi Pemain Naturalisasi Akan Merapat ke Timnas Indonesia, Ia Jebolan Espanyol, Siapa ya?

"Dari pihak hotel sedang ada program yang ISG, kami fokus pada Enviromental. Seperti saat anniversary kemarin, kami melakukan penanaman 600 bibit pohon produktif di Taman Purbakala," jelasnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga sedang fokus pada program art and culture. Programnya adalah Astakarya sebagai bentuk apresiasi dari art and culture.

"Kami dalam progam ini ingin menunjukkan ikon Indonesia lewat Art, seni culture dan kebudayaan selama 3 bulan dari September sampai Desember. Setiap bulannya akan memiliki tema yang berbeda," ungkap Rendi.

Khusus bulan September pihaknya fokus pada enviromental, sehingga sejalan dengan Seniman lingkungan seperti seniman Alif.

BACA JUGA:Timnas Indonesia Akan Jadi Seperti Ini Kalau Ada Jay Idzes, Asia Tenggara Sudah Gak Level!

Kategori :