Tak Sembarang Orang Bisa Pakai, Ini Sejarah Kain Songket yang Penuh Filosofi

Jumat 06-10-2023,16:52 WIB
Reporter : Zannuba Chavilla Andjari
Editor : Ella Sulistiana

PALEMBANG, PALPRES.COM- Kota Pempek begitulah sebutan untuk salah satu kota tertua di Indonesia, Palembang.

Selain pempek, ternyata ada ‘Kain Songket’ yaitu lembar kain yang sangat sarat akan nilai sejarah budaya Sumatera Selatan.

Kain ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam.

Memiliki filosofi yang hampir sama dengan songket Minang, kain ini ditenun menggunakan benang emas dan hanya boleh dipakai oleh orang tertentu saja, yaitu anggota keluarga Kerajaan Sriwijaya.

BACA JUGA:Indonesia Punya Kain Tenun Tertua di Dunia, Bukan Songket Palembang, Tapi Dari Daerah Ini

BACA JUGA:Bukan Pasar Sembarangan! Inilah 5 Pasar Paling Unik di Indonesia, Nomor 4 Transaksinya Diselimuti Kain

Bukan hanya menjadi penutup bagian tubuh tetapi juga memiliki makna kemakmuran, kejayaan, dan keberanian.

Pada zaman dahulu songket Palembang lebih sering hanya boleh digunakan untuk acara resmi saja. 

Berbeda jauh dengan situasi dewasa ini, dimana mulai dipakai oleh semua kalangan masyarakat dan untuk menghadiri acara non formal. 

‘Suk-kit’ atau singkatan dari kata tusuk dan cukit diambil dari bahasa Melayu yang artinya, mengait atau menyelipkan benang per benang dalam pembuatannya. 

BACA JUGA:AWAS HANGUS! Jangan Sampai Terlewat, Segera Ambil Bansos PKH Rp750.000 Sebelum Tanggal ini

BACA JUGA:UMKM Bisa Dapat Modal Usaha Rp5.000.000 dari Bansos Ini, Segera Daftarkan Diri Anda

Kemudian berubah menjadi ‘Sulit’, yang akhirnya disepakati namanya menjadi ‘Songket’. 

Dilansir dari berbagai sumber, konon katanya kain antik ini bermula dari pedagang Cina yang membawa sutera, pedagang India dan Timur Tengah yang membawa emas.

Dan kemudian menghasilkan kain songket berlapis emas di tangan masyarakat Palembang.

Kategori :