Nah, berbicara mengenai Kecamatan Tebing Tinggi, ternyata dari segi historis, Tebing Tinggi ini memiliki sejarah yang luar biasa.
Kenapa?
Dikatakan luar biasa karena pada era penjajahan Belanda yakni sekitar tahun 1870an, Tebing Tinggi pernah diusulkan untuk jadi ibukota keresidenan Belanda.
BACA JUGA:Misteri Batu Akik Merah Delima, Harga, Mitos, dan Asal Usulnya
BACA JUGA:Mengapa PP Disebut Pulang Pergi Bukan Sebaliknya, Ini Asal Usulnya
Pada saat itu penjajah Belanda sedang berencana membentuk keresidenan bernama Zuid Sumatera yang meliputi Jambi, Lampung , dan Palembang.
Pemilihan Tebing Tinggi ini bukan hanya asal pilih saja, alasannya ialah karena letak strategis Tebing Tinggi.
Karena letaknya yang strategi situ, Tebing Tinggi dinilai bisa menghalau ancaman dari pemberontak yang berasal dari daerah Pasemah dan Pagaralam.
Namun Tebing Tinggi batal dipilih sebagai ibukota keresidenan Zuid Sumatera karena saat itu Belanda hanya membentuk satu keresidenan saja yakni residen Sumatera.
BACA JUGA:Asal Usul Bolu Cupu, Makanan Khas Legendaris Kayuagung, Bisa Juga Buat Oleh-Oleh, Yuk Kepoin!
BACA JUGA:Asal Usul Bahasa Lembak yang Bermukim di Sepanjang Provinsi Bengkulu Hingga Kota Lubuk Linggau
Sementara itu pada masa penjajahan Jepang (1942-2945) Tebing Tinggi menjadi daerah kewedanaan Jepang, atau dalam bahasa Inggris dan bahasa Belanda disebut distik atau dalam bahasa Indonesia artinya kecamatan.
Hingga akrhirnya setelah kemerdekaan Indonesia, Tebing Tinggi menjadi salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Empat Lawang.*