Dari 568 ton pada tahun 2014 menjadi 863 ton di tahun 2022 dan menjadikan Ogan Komering Ilir sebagai lumbung pangan Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Buat Bulu Kuduk Merinding! Ini 7 Singkatan Nama Daerah di Jawa Timur, Ada yang Berbau Mistis
BACA JUGA:Ladies Wajib Tau! Ternyata Ini 6 Ciri Wanita Menarik di Mata Pria, Kamu Termasuk Ga?
Sementara di sektor perkebunan, OKI telah melakukan replanting kelapa sawit rakyat melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) lebih dari 32.000 Hektare.
"Capaian ini merupakan yang terluas di Indonesia," terang dia.
Selanjutnya di sektor kesehatan, capaian Universal Healt Coverage (UHC) Kabupaten OKI sudah mencapai 95.39 persen.
"Artinya penduduk OKI sudah dijamin Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)," pungkasnya.
BACA JUGA:Mobil Nasional Ini Harganya Terjangkau, Menjadi Salah Satu Harapan Anak bangsa
BACA JUGA:Peringatan Hari Santri 2023, Kiyai dan Santri di OKI Gelar Istighosah dan Doa Bersama
Selain itu, layanan Rumah Sakit Umum Daerah sudah berpedikat paripurna.
Layanan Puskesmas sudah terakreditasi hingga bisa melayani rawat inap.
Layanan di desa juga ditingkatkan melalui program satu desa satu perawat, satu desa satu alat USG.
"Agar layanan promotif dan preventif serta layanan pengobatan semakin kuat dan merata.
BACA JUGA:Pemkab OKI Perpanjang Status Tanggap Darurat Bencana Asap
BACA JUGA:Perkuat Timnas Indonesia U-17, Ini Harapan Welber Jardim pada Piala Dunia U-17 2023
Dalam penurunan stunting, jelas Iskandar, Kabupaten OKI mencatatkan penurunan angka stunting tertinggi, yaitu sebesar 17,1 persen dari 32,2 persen tahun 2021 menjadi 15,1 persen tahun 2022.