Warganya dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab untuk melestarikan alam dari generasi ke generasi.
Desa Penglipuran memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik, dengan tempat sampah yang terpisah sesuai jenisnya.
Tentunya bebersihan Desa Penglipuran ini menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia dan dunia.
Selama berabad-abad tahun lamanya, desa Penglipuran sangat memegang tradisi nenek moyang dan leluhurnya.
BACA JUGA:Mayoritas Penduduk Desanya Bukan Manusia, Inilah 7 Daerah Tertinggi di Kabupaten Ngawi
Penataan ruang desa mengikuti konsep Tri Mandala yang merupakan filosofi Bali tentang keseimbangan hubungan antara Tuhan, manusia, dan lingkungan.
Masih lestarinya nilai kebudayaan tradisional sehari-hari masyarakat di desa ini membuatnya dijuluki sebagai Desa Adat.
Dapat kita lihat dari arsitektur bangunan dan pengolahan lahannya masih mengikuti konsep Tri Hita Karana.
Yaitu filosofi masyarakat Bali tentang keseimbangan hubungan antara Tuhan, manusia, dan lingkungannya.
Desa Penglipuran menjadi destinasi wisata yang populer.
Pengunjung dapat menikmati kerajinan tangan tradisional Bali, produk lokal, dan akomodasi homestay.
Selain itu pengunjung juga dapat mengunjungi Pura Desa, yang berdiri di ujung jalan batu dan mengagumi arsitektur unsurnya yang mencolok.
Desa ini terdiri dari jalan bata lebar yang dibatasi deretan rumah tradisional antik menawan yang diselingi taman yang terawat rapi.
Hutan bambu yang dilindungi oleh masyarakatnya membuatnya populer.