Menara Ampera sendiri tingginya mencapai 63 meter dari permukaan laut dengan jarak antara menara sejauh 75 meter.
BACA JUGA:Batu Akik Puser Bumi Miliki Khasiat Penglaris Dagangan, Paling Cocok Dipakai Pedagang
BACA JUGA:Jika Tak Ingin Menyesal, Jangan Lakukan 5 Kesalahan Terbesar ini saat Usia 20-an, Kamu Termasuk Ga?
Kemudian akhir tahun 1965, Jembatan Ampera tercatat sebagai jematan terpanjang di Asia Tenggara.
Keberadaannya mempermudah perdagangan antara masyarakat hulu ke hilir serta memperlancar transportasi.
Setelah pembangunan Jembatan di Palembang Sumatera Selatan ini, perdagangan di perairan juga kian ramai.
Sehingga pada awal pembuatannya, semua bagian tengah jembatan bisa diangkat agar kapal-kapal besar bisa lewat dengan mudah.
BACA JUGA:Begini Ihwal Pratama Arhan Punya Skil Lemparan Jarak Jauh, Berawal dari Ketidaksengajaan
Tapi sejak 1970, bagian tengah dari Jembatan Ampera tidak pernah diangkat lagi, hingga bandul pemberatnya dibongkar pada tahun 1990 agar tidak membahayakan.
Hal ini dikarenakan pusat perdagangan modern mulai bermunculan di sepanjang jalan hingga menjadi pasar permanen yang biasa disebut dengan Pasar Benteng.
Aktivitas perdagangan sudah mulai dilakukan melalui jalur darat, tepatnya di atas jembatan seperti distribusi buah-buahan, kopi, beras dan lain sebagainya.
Namun demikian, saat itu masih bisa ditemukan perahu-perahu kecil di sekitar jembatan meski jumlahnya semakin sedikit dan berkurang.
BACA JUGA:Sudah Ada KPM yang Cairkan Bansos BPNT Tahap 5 Rp400.000, Cek Statusmu di SIKS-NG Sekarang
BACA JUGA:Pantas Saja Harganya Mahal, 3 Jenis Batu Akik Ini Punya Khasiat Istimewa dan Warna yang Indah
Demikianlah penjelasan dari jembatan di Palembang, Sumatera Selatan yang pernah tercatat sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara. *