Malah, Bupati Klaten Sri Mulyani meresmikan Monumen Cikal Bakal Angkringan di Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat pada 2020 silam.
Hal ini agar Desa Ngerangan lebih dikenal sebagai asal lahirnya angkringan.
Angkringan atau warung angkringan merupakan konsep penjualan makanan maupun minuman yang biasanya berupa warung bergerobak dengan tenda sederhana.
Waktu operasional angkringan biasanya dari sore hingga malam hari, bahkan sampai dini hari.
Harga makanan dan minumannya murah meriah alias sangat terjangkau.
Konsep angkringan memiliki beberapa nama yang berbeda di setiap daerah.
Di Jogja biasa disebut angkringan, kucingan di Kota Semarang, dan di daerah Solo Raya dikenal dengan nama warung HIK.
Warung angkringan kini terdapat di berbagai daerah di Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri.
Mengapa disebut dengan angkringan?
Tak hanya asal sebut, ternyata angkringan juga mempunyai nilai sejarah di balik namanya.
Angkringan ternyata punya latar belakang sejarah dari Surakarta di tahun 1930-an.
Bagaimana kisah mulanya?
Mari simak cerita selengkapnya seperti dilansir dari laman disparpora.ngawikab.go.id.
Kata "angkringan" berasal dari kosakata bahasa Jawa yakni "angkring" atau "nangkring".
Artinya "duduk bebas" atau santai.