PALEMBANG,PALPRES.COM- Kementerian Agama (Kemenag) menunjukkan komitmen dan upaya kongkret dalam membangun literasi keagamaan di kalangan pemuda dan mahasiswa.
Pusat penelitian dan pengembangan bimbingan masyarakat agama dan layanan keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI bersama Universitas IGM menyelenggarakan "Dialog Publik dan Apresiasi Musik Moderasi Beragama" di aula Kampus Universitas IGM Palembang, Sabtu 11 November 2023.
Kepala Balai Diklat Keagamaan Kota Palembang H. Saefudin dalam laporannya menyampaikan bahwa partisipasi dalam acara ini tidak hanya terbatas mahasiswa UIGM saja, tetapi juga diikuti mahasiswa universitas lainnya dan sejumlah pelajar tingkat SMA dan Aliyah se Kota Palembang.
Keberagaman peserta tersebut diharapkan dapat memberikan perspektif yang kaya dan mendalam akan pemahaman moderasi beragama dikalangan pemuda.
BACA JUGA:Buka Pembinaan ASN Kanwil Kemenag Sumatera Selatan, Ini Pesan Menag
"Disini terlihat aneka warna jaket dari berbagai latar belakang yang berbeda, namun perbedaan ini justru memberikan keindahan, keberagaman dalam persatuan," ungkap Saefudin.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas IGM menyambut baik ketika ditawarkan untuk menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan kegiatan apresiasi terkait moderasi beragama.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI H. Suyitno menambahkan bahwa moderasi beragama tidak menyamakan yang sudah menjadi perbedaan dan tidak membeda-bedakan apa yang sama.
"Moderasi beragama menjadikan yang sama tetap sama yang beda tetap berbeda, namun membiarkan apa yang menjadi perbedaan menjalankan keyakinannya masing-masing. Yakini agama kita seyakin-yakinnya namun jangan memaksakan orang yang berbeda keyakinan untuk memiliki keyakinan yang sama dengan kita," ujar Suyitno.
BACA JUGA:Mahasiswa KKL FSH UIN Raden Fatah Resmi Diserahkan ke Kemenag Palembang, Jaga Nama Baik Almamater
Berbicara tentang musik, Suyitno menjelaskan bahwa Indonesia memiliki berbagai kearifan lokal.
Boleh saja menyukai musik dari luar namun tetap harus mengenal musik ciri khas bangsa sendiri.
Terlebih musik yang dapat menyatukan perbedaan dalam keberagaman.
"Mengenal musik daerah, bagian dari moderasi beragama. Sebab dengan mengenal budaya lokal, seseorang seseorang dapat menghormati perbedaan keyakinan dalam masyarakat," tambah Suyitno.
BACA JUGA:Lantik BKM Daerah, Kakanwil Kemenag Sumsel Inginkan Moderasi Beragama Diperkuat